PUJAWALI PURA MAJAPAHIT GWK/LANJUTAN...



RUWATAN SETELAH 500 TAHUN DI LAPANGAN BAJRA SHANDI RENON DENPASAR.Untuk menyambut Odalan di Pura Majapahit GWK Panitia membuka Berita Tentang Kiprah Hyang Surya ketika di undang ke Bali RADAR BALI  18 Oktober 2003 DENPASAR - Ratusan pusaka warisan kerajaan Majapahit,berupa Keris, tombak, pedang dan arca arca kembali dipamerkan kepada masyarakat  umum di Bali. Kali ini memilih monumen perjuangan rakyat Bali Bajra Sandhi, Renon, sebagai tempat pameran, Pameran dibuka Jumat kemarin oleh IB Raka Wedha dari Dinas Kebudayaan Bali. Pameran benda Pusaka warisan Majapahit ini adalah kali keempat di Bali dan berakhir 27 Oktober nanti, Tiga lokasi pameran sebelumnya dipulih Kintamani, Art Centre dan Sanur. Nyejar Leluhur Majapahit dari Pura Majapahit Trowulan, judul dari pameran benda pusaka kali ini. Hadir Hyang Suryo Wilatikto sebagai Ketua Pura Majapahit Pusat Trowulan, Jawa Timur. Panitia pameran Sony Ignatius [DR lulusan Leden] mengatakan , pameran tak semata-mata memperkenalkan benda-benda pusaka warisan Majapahit. Tapi sebagai tindakan penghormatan kepada Leluhur. Sekaligus mengembangkan pemikiran Filosofi dalam kehidupan sehari-hari. Hyang Suryo Wilatikto mengakui ada Kekuatan NISKALA yang mendorong pameran di Bajra Shandi. Ada Mangku Karauhan dan menyebut "Bajra Sandhi", Monumen megah di kawasan civic centre Renon, ini diterjemahkan sebagai kehendak diatas agar pameran di Bajra Sandhi. Selama berlangsung pameran panitia membuka pintu lebar-lebar bagi masyarakat, termasuk hari Sabtu dan Minggu [ima] YANG PERTAMA SEJAK RUNTUHNYA MAJAPAHIT 500 TAHUN YANG LALU ,

Denpasar - Rabu [15/10] lusa, Ketua Pura Majapaht Trowulan Hyang Suryo Wilotikto akan memimpin Ruwatan terbesar abad ini yang akan dilaksanakan di Bali. Dalam ruwatan terbesar yang diadakan kali pertama sejak runtuhnya Kerajaan Majapahit ini Hyang Suryo akan didampingi Prabu Agung Darmayasa dari India. Ditemui di Inna Sindhu Beach Hotel, Sanur, Minggu [12/10] kemarin, Hyang Suryo menjelaskan, Ruwatan ini tergolong Istimewa karena untuk pertamakalinya digelar Wayang Majapahit [Bali] dari Mengwi yang tidak pernah dipakai sejak keruntuhan Majapahit. Selain Prabu Agung Darmayasa, Hyang Suryo juga akan didampingi Mangku Pura Jambangan, Ida Pedanda Buruan Bang Manuaba dalam memimpin Doa prosesi sesajian. Ruwatan seperti ini, menurut Hyang Suryo, merupakan tradisi Kerajaan Majapahit yang bertujuan untuk membersihkan dan menyucikan jiwa raga komunitas bangsa agar terlepas dari segala macam ketidak beruntungandalam menjalani kehidupan. Diharapkan, dengan ruwatan ini kita semakin menyadari  eksistensi kita sebagai mahluk yang selalu membutuhkan pembaharuan menuju kebenaran dan kebajikan. Dalam ruwatan lusa itu, Hyang Suryo akan menumpangkan Cakra, senjata bhetara Wisnu [peninggalan Kerajaan Majapahit] diatas kepala orang yang diruwat. Sementara itu Prabu Agung Darmayasa dari India akan memerciki orang yang diruwat dengan Air Suci yang diambil dari seluruh mata air di seluruh Dunia. Dengan itu, orang yang diruwat akan terhindar dari malapetaka dan segala bentuk kesialan lainnya. Diakhir Ruwatan, potongan rambut orang yang diruwat akan dihanyutkan ke laut sebagai simbol pelepasan segala ketidak baikan dan ketidak beruntungan, Dibagian lain juga disinggung , krisis berkepanjangan yang tak kunjung selesai melilit bangsa ini merupakan akibat dari sikap negara  dan bangsa Indonesia sendiri. "Semua itu karena bangsa Indonesia melupakan budaya, Mereka hanya mengambil dari tanah, tapi tidak mau memberi," kata Hyang Suryo. "Tapi ini khusus di Jawa, di Bali tidak, orang di jawa hanya mengambil dari tanah dan tidak mau memberi sesajian, korban dan persembahan" sambung Hyang Suryo. Bahkan menurut Hyang Suryo, Bali adalah Majapahit "Tulis, Bali adalah Majapahit, Semua yang dipraktekkan di Bali itu adalah tradisi Majapahit, India lain, dan, semua praktek itu sudah punah di jawa," kata Hyang Suryo dengan suara tinggi dan lantang. " Sekarang alam sudah marah, mangkanya panas dimana mana, lautpun marah. Maka sering ganas makan korban, semua itu karena kita melupakan mereka, Kita hanya ambil, tidak mau kasih pulang," kata Hyang Suryo.

Ditambahkan Hyang Suryo, Indonesia sekarang keadaan gawat, dimana-mana orang lebih mementingkan kelompoknya, "ini gawat makanya perlu diruwat bangsa ini," tandasnya. Acara ini, menurut Hyang Suryo , tidak ada hubungan dengan agama, ini seratus persen budaya "Ini budaya, kami punya mentri sendiri kok, tidak ada hubungan dengan agama" katanya [MAT] DENPASAR, NUSA  Ratusan krama Bali mengikuti mengikuti acara ruwatan massal di Hotel Inna Sindhu Beach, Denapasar, Rabu [15/10] Mereka mendapat percikan tirta dari tokoh spiritual Bali Prabu Darmayasa , Tirta itu berasal dari ribuan mata air diseluruh dunia dan dipercaya membari kekuatan bagi penerimanya , disamping Prabu Darmayasa, ruwatan juga dilakukan juru ruwat Hyang Suryo Wilotikto , Ketua Pura Mjapahit Pusat Trowulan yang dipercaya meruwat Kta Kediri dan Jawa Timurselain itu ruwatan juga dihadiri Mangku pura jambangan Mengwi, Menurut Hyang Suryo/Sri Wilatikta Brahmaraja XI, penyelenggaraan ruwatan ini merupakan ruwatan terbesar yang pernah dilakukan dan baru pertama ini ruwatan menggunakan Wayang Majapahit "Baru kali ini saya menggunakan wayang Majapahit [Bali]" ujarnya. Ruwatan ini dilakukan dengan metode budaya, dimana semua Agama bisa mengikutinya, tujuannya adalah untuk menghilangkan segala bentuk ketidak baikan dan ketidak beruntungan dalam hidup, Dalam kesempatan tersebut Hyang Suryo menumpangkan Cakra [senjata Bethara Wisnu Peninggalan Majapahit -red] diatas kepala yang diruwat agar terhindar dari malapetaka, Hyang Suryo mengatakan acara ini sebagai lanjutan acara Gema Perdamaian yang dilaksanakan Minggu [12/10] dilapangan Puputan Badung. "Kita ingin agar kedamaian dimuka bumi ini cepet terwujut, sebagaimana halnya kita dapat berkumpul ditempat ini tidak memandang adanya suatu perbedaan Suku" NUSA 16 Oktober 2003,- Demikianlah Salinan berita Ruwatan  dimana waktu itu Ruwatan diadakan tidak dipungut biaya, Wayang, sesaji datang sendiri dari Maturan Ngayah Umat Keluarga besar Majapahit yang ingin mendapat Kerahayuan dari Leluhur Majapahit yang diundang ke Bali akibat ditutupnya Pura Majapahit Trowulan oeleh Kelompok yang anti Budaya Majapahit, juga Ruwatan ini sangat menguntungkan, coba berapa biaya bila ruwatan di Trowulan? juga Odalan selalu diadakan besar besaran mengingat berapa ongkos untuk naik Bus ke Trowulan? jadi Penutupan ini ada Hikmahnya bagi yang tidak mampu ke Trowulan, mereka bersatu padu mengusahakan Pura Leluhur agar bisa di Bali, akhirnya diundanglah ke GWK  dan nanti Odalan Puara Majapahit GWK jatuh 2 November 2009, 1 November Pratima Prabu Airlangga Kawitan Jawa Bali akan diiring dan dipendak dari Gedong Ruko Puri Gading jam 16.00 Wita ke GWK Panitia Gusti Kampial, Gusti Noko, Gusti Heker, Gusti Surya dll. Pihak GWK panitia Penyambutan Drs. Komang Artanegara selaku pegawai GWK dan Bendahara Pura menurutnya Dana Odalan, maturan ngayah Gamelan, Tarian, dll sudah "Beres semua" perhatian Pencinta, Pendukung, Simpatisan, Keturunan Majapahit sangat besar, tanpa meminta minta, semua datang dengan sendirimya dengan tulus iklas demi Leluhur, yang tanpa Beliau kita tidak mungkin ada di Dunia ini sesuai Hukum Allah ke lima [di blog lain] kita harus menghormati Orang tua agar memperoleh Surga dan Usia yang panjang ini Buku Internasional, tanpa buku inipun Bali sejak dulu dan kapanpun selalu melestarikan adat menghormati Leluhur dengan Odalan dan Caru selalu,- [team Panitia Odalan] 20-10-2009.Adapun dudonan upacara pujawali/odalan adalah sbb:

1.30/10/2009,hari jumat/sukra umanis wuku langkir nemu kajeng maulu nanceb tetaring dan nanceb penjor(kordinator gusti surya & gusti donal).
2.31/10/2009,hari sabtu/saniscara paing wuku langkir dilanjutkan dengan masang ider-ider palinggih(coordinator Bikkhu Aliong-liong),gusti kampial dll.
3.1/11/2009,Minggu/redite pon wuku medangsia perwani kelima jam 16:00 wita mendak dan ngiring Pratima Ida Batara Lingsir dari ruko/Gedong Puri Surya Majapahit jimbaran dikirab menuju Pura Majapahit Gwk Ungasan Bali.Bagi penyungsung diharapkan hadir sebelum jam yang sudah terlampir di atas.
4.2/11/2009,senin/soma wage Medangsia(purnama kelima) puncak pujawali/piodalan Ida Batara Lingsir(WISNU-BUDDHA).
5.5/11/2009,kamis/wreapati paing medangsia nyineb/nyimpen Ida Batara mewali ke gedong Puri Surya Majapahit Jimbaran Bali.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan secara garis besar dari dudonan pujawali Pura Majapahit Gwk dan untuk lebih jelasnya silahkan dating langsung ke Pura Majapahit Gwk atau Pura Ibu majapahit Puri Surya Jimbaran Bali.
Semoga kebaikan dan kesejahtraan datang dari segala penjuru,Wasukih langgeng. 

PUJAWALI MAJAPAHIT GWK PURNAMA KELIMA




SESUAI DENGAN PERESMIAN /TEGAK LINGGIH ODALAN DI PURA MAJAPAHIT GWK MAKA KITA AKAN MELAKSANAKAN DAN MENERUSKAN TRADISI PUJAWALI/ODALAN DI PURA MAJAPAHIT YANG DILAKSANAKAN SECARA RUTINITAS SETIAP PURNAMA KELIMA,KARENA KAMI MENERUSKAN TITAH DARI SRI WILATIKTA BRAHMARAJA XI YANG MERESMIKAN/MENAKSU TEMPAT/PALUNGUH/PALINGGIH LELUHUR MAJAPAHIT PURUSA(PRABU AIRLANGGA /WISNU-BUDDHA),BESERTA SULINGGIH-SULINGGIH YANG LAIN YANG TIDAK KAMI SEBUT SATU PERSATU,KARENA SEMUA WANGSA BRAHMANA DAPAT MATUR AYAH MUPUT SECARA BERGILIR.UNTUK ITU KAMI HIMBAU KEPADA KETURUNAN MAJAPAHIT DI SELURUH NUSANTARA/DIMANAPUN BERADA KALAU SEMPAT MENGKLIK /MEMBACA BLOG KITA AGAR MENERUSKAN KE SAUDARA-SAUDARI YANG BELUM SEMPAT MEMBACANYA/MENGIKUTINYA.ADAPUN DUDONAN/SUSUNAN ACARA PUJAWALI ADALAH SEBAGAI BERIKUT :

1.30/10/2009,JUMAT UMANIS KAJENG MAULU WUKU LANGKIR DIADAKAN MATUR AYAH BERSAMA UNTUK NANCEB TETARING SERTA PEMASANGAN/NANCEB PENJOR YANG DIKETUAI OLEH I GST PT SURYA/BERSAMA I GST NGR DONAL(KOORDINATOR).

2.31/10/2009,SABTU PAING LANGKIR MENGIAS /PEMASANGAN IDER-IDER PALINGIH.DAN PERLENGKAPAN LAINNYA.

3.1/11/2009,ADALAH MENDAK PRATIMA IDA BATARA RING PURI SUYRA MAJAPAHIT JIMBARAN BALI JAM 16:00 WITA.

4.2/11/2009 ADALAH PUNCAK PUJAWALI/PIODALAN MUNGGAH TUMPENG 21(SLIKUR).YANG DIKORDINASI OLEH I GST AGUNG KAMPIAL,JERO PADMA,JERO PURNAMA BESERTA PARA MANGKU LAINNYA.

5.5/11/2009 NYINEB/NYIMPEN IDA BATARA KE GEDONG MALAM JAM 00:00 WITA.

UNTUK LEBIH JELASNYA DATANG LANGSUNG KE PUSAT INFORMASI PURI SURYA MAJAPAHIT JIMBARAN/PURA IBU MAJAPAHIT DAN PURA MAJAPAHIT GWK UNTUK BERKOORDINASI SESUAI DENGAN BIDANG PENYUNGSUNG MASING-MASING,MATUR AYAH SESUAI DENGAN KEMAMPUAN MASING-MASING TANPA MENGURANGI RASA BAKTI DAN HORMAT KAMI.KARENA PURA MAJAPAHIT ADALAH STANA DARI LELUHUR PUSAT NUSANTARA.

DEMIKIAN YANG DAPAT KITA SAMPAIKAN KEPADA SELURUH WARGA/KETURUNAN MAJAPAHIT DI MANAPUN BERADA,RAHAYU.


PENAMPAHAN GALUNGAN SERTA FILOSOFI BAGI KEHIDUPAN KITA


Penampahan Galungan jatuh pada hari selasa,tepatnya pada hari Anggara wage Dunggulan sehari sebelum hari raya Galungan yaitu pada hari Budha kliwon Dunggulan.Dimana pada hari itu umat siwa budha(Bali)mengaturkan sesaji untuk Hyang Angempu Bumi/Sang Maduwe Karang/Penunggu Karang berupa sesajen banten penampahan galungan,dihari ini kita umat siwa budha memotong babi yang disertai pemasangan penjor di sore harinya,adapun makna pemotongan hewan berkaki empat/babi/kerbau dan lain-lainnya bermakna (filosofinya)adalah  untuk membunuh/mengikis  sifat-sifat kemalasan,kebodohan,yang berhubungan dengan sifat-sifat yang identik dengan binatang pada umumnya.Karena kita ketahui manusia adalah insan yang paling dianggap sempurna diantara semua jenis ciptaan.Jangan sampai kita sebagai manusia  yang dianggap mahkluh yang paling sempurna lantas masih menerapkan sifat-sifat kebinatangan.Karena di zaman sekarang banyak manusia berwujud manusia tapi masih  memiliki sifat binatang dalam penerapan kehidupannya sehari-hari.Untuk itulah kami sebagai umat yang diangap kafir menerapkan praktek  ini yang mana  bagi etnis lain yang hanya melihat dari sisi luarnya saja tanpa mau melihat makna dan filosofinya dan terburu-buru mengambil kesimpulan bahwa kami adalah kaum kafir.Padahal kalau kita lihat penyemblehan hewan kurban di tempat lain kami pantau sama saja tanpa hanya untuk dimakan sendiri / dipersembahkan pada leluhurnya/nenek moyang –Nya.Mudah-mudahan dengan tulisan ini menambah wawasan bagi saudara diluar etnis kami.Siapapun yang bisa membunuh/mengikis sifat kebinatangannya akan sangat berguna bagi kehidupan kita di dunia ini karena bagaimanapun juga kita adalah umat manusia yang sama lahir dari leluhur kita (bapak ibu),belum saya lihat manusia yang jatuh dari langit tanpa perantara kedua orang tua-kita.Sepintar-pintar manusia,secanggih-canggih manusia,secantik-cantik manusia,baik orang kaya miskin semuanya lahir dari Orangtua,adakah yang salah kalau kita hormat dan bakti pada leluhur/orang tua yang melahirkan kita ??????budaya inilah yang kami terapkan sampai turun temurun yang dikenal dengan BATARA BATARI KAWITAN.Jadi jalur /makna perayaan galungan adalah pemujaan pada leluhur dan apa maknanya kalau dihubungkan dengan MAJAPAHIT ?????????Jawaban kami adalah karena leluhur kami yang Tertinggi diatas Bapak Ibu,Kakek Nenek,kumpi buyut ,kelab kambe,udeg-udeg,gantungsiwur,kropak sentre,changgah,danghyang baru kemudian (TUHAN PALING TERAKHIR),ADALAH MAWIT SAKING MAJAPAHIT,JADI KALIANPUN MESTINYA MAWIT DARI SANA,kecuali orang luar yang tinggal di Nusantara terus menetap di Nusantara lain masalah,itu bukan urusan kami.Begitulah hubungan kami dan perayaan Galungan yang di terapkan turun-temurun di masyarakat kami dan terus berkesinambungan sampai saat ini dan lestari baik di Bali maupun di luar Bali yang masih berketurunan Majapahit,semoga pembaca dapat mengambil makna dari perayaan ini,akhir kata kami ucapkan,SELAMAT HARI RAYA GALUNGAN DAN KUNINGAN KAMI UCAPKAN BAGI KETURUNAN MAJAPAHIT DI SELURUH NUSANTARA SEMOGA MENDAPAT LINDUNGAN DARI BATARA BATARI KAWITAN MOJOPAHIT,TOTHO TENTRAM KERTORAHARJO GEMAH RIMPAH LOH JINAWI.WASUKI LANGGENG.


SUGIHAN JAWA&BALI SERTA FILOSOFINYA BAGI KEHIDUPAN


Sugihan jawa jatuh pada hari kamis wage wukusungsang,sedangkan sugihan bali jatuh pada hari jumat kliwon wuku sungsang.biasanya orang yang merayakan sugihan adalah orang-orang yang merasa berketurunan majapahit yang tinggal di daerah bali dan daerah lainnya yang merasa berketurunan/mawit saking mojopahit,adapun perayaan sugihan tersebut adalah untuk pemujaan kepada leluhur agar dihindarkan dari segala macam gangguan dan godaan yang bisa menimpa kita semua dengan memohon pada beliau untuk membersihkan dunia/buana agung di hari sugihan jawa atau yang sering disebut pembersihan bwana agung dengan menghaturkan sesaji sekemampuan kita tanpa ada keharusan asalkan disertai niat yang tulus bakti dan iklas dimana itu dilaksanakan pada Sugihan jawa,sedangkan pada Sugihan Bali lebih ditekankan pada pembersihan diri sendiri atau yang sering disebut pembersihan bwana alit/yang berkaitan dengan budhi pekerti untuk menyambut hari raya galungan yang tinggal seminggu lagi.Karena kita ketahui musuh yang paling sakti,yang paling tangguh,yang paling susah dikalahkan adalah musuh yang ada dalam diri sendiri seperti misalnya:

Rasa ego,iri dan dengki,merasa paling dan lain sebagainya yang berhubungan dengan karakter negative diri kita sendiri,karena tiap manusia tidak ada yang sempurna,maka kita merenungkan diri dan minta kepada leluhur untuk diberikan jalan dan dilindungi agar bisa menghadapi segala hambatan dan gangguan hidup kita di dunia yang pana ini.Bagaimanapun juga kita sebagai insan manusia kadang-kadang tidak tahan menghadapi cobaan yang ditimpakan kepada kita,untuk itu mari dimoment yang tepat ini kita memohon kepada beliau sang penguasa Jagad/dunia ini untuk memberikan solusi yang terbaik bagi kelangsungan dunia dan segala ciptaan-Nya.

Om ksamaswamam mahadewa sarwa prani hitang kara,mam moca sarwa papebhyah,palayaswa sadha siwa.segala puji bagi-Mu oh Maha dewa,pemberi pengampunan kepada semua mahkluk,Ampunilah kami,bebaskan kami dari segala kejahatan,lindungilah kami oh Siwa yang abadi,kami bersujud kepada-Mu.




SELAMAT HARI RAYA GALUNGAN DAN KUNINGAN BAGI YANG MERAYAKANNYA SEMOGA MENDAPAT ANUGRAH DARI BATARA BATARI LELUHUR MOJOPAHIT,ODALAN PURA MAJAPAHIT GWK UNGASAN BALI PADA TGL 1/10/09 KIRAB PUSAKA PRATIMA PRABU AIRLANGGA/BUDDHA BERDIRI,TGL 2/10/09 PUNCAK PUJAWALI.

SUGIHAN JAWA&BALI SERTA FILOSOFINYA BAGI KEHIDUPAN







Sugihan jawa jatuh pada hari kamis wage wukusungsang,sedangkan sugihan bali jatuh pada hari jumat kliwon wuku sungsang.biasanya orang yang merayakan sugihan adalah orang-orang yang merasa berketurunan majapahit yang tinggal di daerah bali dan daerah lainnya yang merasa berketurunan/mawit saking mojopahit,adapun perayaan sugihan tersebut adalah untuk pemujaan kepada leluhur agar dihindarkan dari segala macam gangguan dan godaan yang bisa menimpa kita semua dengan memohon pada beliau untuk membersihkan dunia/buana agung di hari sugihan jawa atau yang sering disebut pembersihan bwana agung dengan menghaturkan sesaji sekemampuan kita tanpa ada keharusan asalkan disertai niat yang tulus bakti dan iklas dimana itu dilaksanakan pada Sugihan jawa,sedangkan pada Sugihan Bali lebih ditekankan pada pembersihan diri sendiri atau yang sering disebut pembersihan bwana alit/yang berkaitan dengan budhi pekerti untuk menyambut hari raya galungan yang tinggal seminggu lagi.Karena kita ketahui musuh yang paling sakti,yang paling tangguh,yang paling susah dikalahkan adalah musuh yang ada dalam diri sendiri seperti misalnya:

Rasa ego,iri dan dengki,merasa paling dan lain sebagainya yang berhubungan dengan karakter negative diri kita sendiri,karena tiap manusia tidak ada yang sempurna,maka kita merenungkan diri dan minta kepada leluhur untuk diberikan jalan dan dilindungi agar bisa menghadapi segala hambatan dan gangguan hidup kita di dunia yang pana ini.Bagaimanapun juga kita sebagai insan manusia kadang-kadang tidak tahan menghadapi cobaan yang ditimpakan kepada kita,untuk itu mari dimoment yang tepat ini kita memohon kepada beliau sang penguasa Jagad/dunia ini untuk memberikan solusi yang terbaik bagi kelangsungan dunia dan segala ciptaan-Nya.

Om ksamaswamam mahadewa sarwa prani hitang kara,mam moca sarwa papebhyah,palayaswa sadha siwa.segala puji bagi-Mu oh Maha dewa,pemberi pengampunan kepada semua mahkluk,Ampunilah kami,bebaskan kami dari segala kejahatan,lindungilah kami oh Siwa yang abadi,kami bersujud kepada-Mu.

to be continue......................

PRABU AIRLANGGA/SRILOKESWARA DHARMAWANGSA AIRLANGGA ANANTHAWIKRAMA TUNGGADEWA.







Sejak tahun 1028 Airlangga mulai merebut kembali daerah-daerah bekas kerajaan Dharmawangsa,termasuk raja Wurawari dikalahkan pada tahun 1032.Setelah mendapatkan kembali wilayah yang dianggap menjadi hak miliknya,raja Airlangga berusaha memakmurkan rakyatnya.

Ketentraman dan kemakmuran pemerintahan Prabu Airlangga tampak juga dari suburnya seni sastra.Pada tahun 1030 Empu Kanwa mengarang kekawin Arjunawiwaha.Dari kekawin Arjunawiwaha itu dapat diketahui bahwa wayang kulit itu sudah di kenal dan sudah memasyarakat,lihat pupuh V,9 dimana terdapat kata-kata : “ringgit…..walulang inukir”

Demikian pula pada beberapa prasasti disebutkan juga jabatan ;awayang atau aringgit(dalang).

Airlangga mempunyai seorang putri dan dua orang putra.Yang tertua putrid diangkat sebagai Mahamantri I Hino,yaitu Sanggramawijaya,yang dicalonkan akan menggantikan Raja,akan tetapi setelah tiba masanya,putrid ini menolak naik tahta dan memilih sebagai pertapa.Oleh Airlangga dibuatkan pertapaan di Pucangan (gunung Penanggungan) dan disanalah Sanggramawijaya bertapa yang sering dikenal sebagai “Dewi Kili Suci”.

Untuk menghindarkan terjadinya perebutan tahta antara ke dua putranya,maka kerajaannya dibagi dua yaitu Jenggala(singasari) dengan ibukotanya Kahuripan,dan Panjalu(Kadiri) dengan ibukotanya Daha.Pembagian itu dilakukan pada tahun 1041 dengan bantuan Empu Bharadah,yang terkenal sakti.Setelah membagi kerajaan ,Airlangga mengundurkan diri dari tahta dan kemudian hidup sebagai pertapa dengan sebutan RSI GENTAYU.Raja Airlangga wafat tahun 1049 dan dicandikan di candi Belahan.Arcanya berbentuk Wisnu naik Garuda.Yang sekarang di bikinkan candi di Pura Majapahit GWK,Ungasan Bali.

Demikianlah seklumit sejarah Beliau yang berstana di Pura Majapahit GWK yang sudah sepantasnya mendapat penghormatan oleh keturunan-Nya se jawa dan Bali.Mudah-mudahan penulis tidak kena tulah dari beliau karena tujuan penulis adalah untuk kebaikan dan pengetahuan pada generasi mendatang supaya jangan sampai pernah melupakan sejarah leluhurnya sendiri.Rahayu,rahayu,rahayu……………….

to be continue.........................

DANGHYANG ALAS PURWO BANGKIT





PERJANJIAN SUNAN KALIJAGA BATAL
Lima ratus tahun perjanjian sunan Kalijaga dengan Sabdopalon dan Noyogenggong pengawal Prabu Brawijaya telah berlalu,Sabdopalon dan Noyogenggong sebagai perwakilan komonitas agama leluhur telah menyebarkan pasukan  siluman .Secara nyata ,aktifitas di sini juga meningkat,inilah laporan wartawan posmo dari Alas Purwo.Peta mitologi jawa memang tidak bisa lepas dari Alas Purwo,hutan seluas 43.000 Ha di kabupaten Banyuwangi,jatim itu diyakini sebagai “pangkalan”bersamaan dengan dituliskan ini terjadi “Gempa”di Sumatra Barat 7,6 skala richter memang pas dengan janji leluhur(lindu ping pitu sak dino)artinya kami sebagai penulis didukung oleh leluhur yaitu”Sabdo Palon dan Noyogenggong.Semua sumpah beliau tertuang dalam kitab “Darmogandul”.Sabdopalon dan Noyogenggong adalah pengawal/abdi setia Prabu Brawijaya yang membangun Kerajaan Siluman.Kekuatan siluman itulah yang lima ratus tahun lalu “bersumpah”akan membalas sakit hatinya pada masyarakat jawa yang telah meninggalkan agama leluhurnya.
Kisah yang termuat dalam serat Darmogandul menyebutkan,kejatuhan Majapahit oleh trahnya sendiri telah menorehkan sejarah pahit dalam masyarakat jawa.Kerajaan ambruk,kepercayaan masyarakat tercabik-cabik.Rakyat tidak punya lagi panutan.Karena sang raja Prabu Brawijaya VIII(dikabarkan telah memeluk agama islam)atas bujuk rayu sunan Kalijaga(akal-akalan),padahal raja Brawijaya melarikan diri ke jawa Tengah dan beliau Mukswa di Candi Ceto(dokumen dari trah Majapahit asli),sehingga rasa sakit hati itu diungkapkan Sabdopalon dengan diiringi suara gelegar petir membelah langit.
Lima ratus tahun telah berlalu,kaum siluman yang semula diikat oleh perjanjian sunan Kalijaga,kini bangkit dan memerintah jawa,tak heran saat ini di daerah tanah jawa  terjadi bencana alam,kerusuhan di mana-mana,manusia jawa sudah hilang sifat kemanusiaannya.Berlaku secara brutal seolah-olah tak mengenal belas kasihan,sesame saudara saling bunuh demi sesuap nasi/uang/harta/sekedar isi perut.Sesama bangsa saling injak,sesame agama saling bantai karena batin mereka yang rapuh telah kemasukan dajal-dajal yang bercokol di bumi Nusantara ini selama ratusan tahun.sampai saat ini gempaakan menyusul sampai tujuh kali,percaya/tidak silahkan simak berita di TV...........