BAIK DAN BURUK BEDA TIPIS




"Pepatah China" : Bila kita melihat Orang lain melakukan sesuatu yang baik, Kita harus menghormatinya dan memujinya dari lubuk hati Biarpun Orang itu tidak mau dihormati karena memang demikian Kebaikan Sejati. Kita tidak boleh merasa iri, namun harus mawas diri dan bertanya pada diri sendiri, Apakah saya pun telah berbuat demikian ? Bila saya juga telah baik seperti dia, maka harus merasa terhibur, seandainya saya masih belum mampu berbuat sepertinya, maka harus belajar melihat Riwayat nya, Sejarahnya kenapa dia bisa baik apakah tidak Penipu ? setelah tahu memang benar dia Orang baik, ini adalah hati yang penuh dengan suka cita. Jaman sekarang memang Jarang Orang Baik, Jadi yang asli baik pun tanpa diselidiki sudah dikatakan tidak baik, Jadi masing masing dasar tidak baik lalu tidak perlu menyelidiki lagi dihantam seperti diri sendiri yang memang tidak baik ini sama dengan pepatah lokal "Jangan mengukur baju Orang dibadan sendiri" kalau ingin Pas Jahitkan dan ukur yang bener itu Baju agar enak dipakai, atau beli jadi sesuaikan nomor ukuran diri. Ada lagi Petuah Kuna : Orang yang tidak memiliki keberuntungan, saat menghadapi sesuatu dia selalu berpikir kesisi yang buruk, Maka yang diperoleh penderitaan dan kegagalan, Orang yang memiliki keberuntungan, saat menghadapi sesuatu dia selalu memandang sisi baiknya, dengan sendirinya dalam perjalanan hidup ini dia sering menjumpai banyak keberuntungan yang sulit dimengerti, Sehingga kemalangan dapat berubah jadi keberuntungan, dan bahaya berubah menjadi aman, seperti yang dialami Hyang Surya Brahmaraja XI. bukan Alvatarz yang masih kuliah. Lagi sebuah kata bijak  : Berbuatlah amal sesuai bidang mu yang Dr, SH, Drs, MBA, Raja, Pandita, Rektor, Doktor dll, yang penting tidak perlu dipamerkan nanti Orang yang tahu akan menceritakan dan datanglah Sang Wartawan mengorankan, Lakukan dengan tulus, wajar, iklas, dan selalu lupakan jangan di memori di Otak bisa Ngeheng nanti seperti HP kepenuhan Memori, Dengan demikian biarpun amalnya kecil, namun pahalanya amat besar, bila beramal dengan tujuan terselubung, dan berharap mendapatkan balas budi dan Popularitas, maka walau beramal seumur hidup, pahalanya terbatas, ini lalu menyebut "Ah, nasib ku kurang baik, mungkin Takdir Yang maha Kuasa / Tuhan / Allah" Orang harus tahu tentang makna, Tahu akan dirinya dan selalu puas atas apa yang diperoleh, menerima sesuatu yang tidak bisa dihindari, tidak memaksa diri untuk mencapai ambisinya, Juga tidak iri dan mau mengagumi mendukung orang lain agar Semangat dan dirinya rela hidup sederhana, jalan akan selalu terbuka Lebar Lebar. Justru orang ini akan dikagumi para Ambisius bahkan Lawan langsung Islam Arab Kuno bukan penonton pun mengagumi. karena memang benar yang dikatakan  sebab Islam pun menganjurkan berkata benar biarpun bohong lha yang bohong saja dikatakan benar, kan yang berkata memang benar jadi Maha benar ? Karmapala : Bila ingin tahu kehidupan masa lalu lihatlah yang dialami masa kini, dan bila ingin tahu masa depan, maka perhatikan tingkah polah perbuatan sekarang ini. 
Renungkan di tempat Suci Ibu karena Ibu akan selalu membantu anaknya "Sangkan paraning Dumadi" nya Sang Ibu dan ditambah Ilmu Bapak yang ditulis dalam kitab Raja Dewata : Orang yang berjuang untuk Para leluhur demi kepentingan umum keturunannya inilah yang disebut BUDI BESAR , Roh nya yang suci Bersinar gemerlapan sepanjang masa, dan selalu hidup seumur angkasa dan sang Surya yang selalu bersinar. dimana Restu Ibu di Alam Budhaloka menyertainya selama ada Bulan dan Surya. Ini hanya sedikit kata kata tapi sulit mencari, kebanyakan Membantu Leluhur Arab yang tidak percaya Leluhur dan Habib turunan nya samahalnya "Membuang Garam ke Laut di sini, atau Membuang Pasir ke Padang Pasir di Arab" Lihatlah China yang di cap Islam disini Komunis tidak ber Tuhan malah bisa menyatukan Ajaran Budha , Tao dan Konghucu sedang Islam yang ngecap Komunis malah dengan saudaranya yang Kristen Alvatarz saling bermusuhan dan Alvatarz yang disini kalah sama Islam malah cari musuh sama Pelestari Budaya Tanah Air yang ditinggalinya kemana Otak Alvatarz ini apa Ngeheng kepenuhan memori ?, contoh nya kalau hanya bercerita tentang kebaikan Perampaok, Koruptor, Penipu dan Setan Dajjal, Alvatarz pun bisa berkata baik yang mengakibatkan kesengsaraan anak cucu hingga bisa dilihat sekarang anak cucu Orang Jawa yang ikut Islam Perang Salib Para Penumpas Majapahit 500 tahun [dan Numpas PKI 1965-1966 ] yang lalu jadi Budak di Arab dan pulang mati, makan nasi Jemur karena kemarahan Dewi Sri yang memberi Padi tapi dianggap Tahi tidak pernah dihormati dan di Upacarai, Alam yang dipijak pun tidak memberi kehidupan tapi bencana, Jadi tiap mulut bebas dan bisa menyuarakan Kebaikan Allah, tapi apakah Semu atau tipuan memang dibutuhkan Kepandaian, makanya Orang Islam Perang Salib yang pengalaman Numpas Kristen Jesus Alvatarz yang demikian Hebat nya lau merubah Gereja Gereja di Negara Timur Tengah menjadi Masjit, Jelas kalah Bangsa yang jujur ini, malah dibikin Goblok dan maha Goblok terus menerus, akhirnya tidak ada Kebaikan lagi Otak hanya berpikir Iri, Dengki, Ingin hidup sendiri dan kelompoknya dengan menyalahkan, menumpas Orang lain dan kelompok yang tidak sesuai Ajarannya yang suka Numpas dan jago Perang Salib yang terbukti sukses 500 tahun yang lalu, untungnya pikirannya tetap 500 tahun yang lalu jadi tidak ngerti Kemajuan sudah Era F 16 dan Computer, Jadi bahan tertawaan Dunia tapi tetap merasa Benar, Kuat dan Menang karena Punya Para Goblok yang juga mulai habis tergerus jaman sesuai kemajuan, Kiamat 2012 sampai Orang Islam mengharamkan atas nama MUI nya dan Santri pada Demo menolak Film, ini hal biasa saja lha wong Buku Buku lokal seperti Tan Khoen Swie, Sukarnoisme, Buku Buku Tulisa China dan Lontar Lontar Majapahit saja sejak 500 tahun yang lalu dibakar dan sampai kini pun dilarang dan mereka hanya mau membaca Quran dan Hadist saja yang Tertinggi mau diapakan ? Tapi melihat Bencana dan kemarahan Alam pun tidak bisa menangkap apalagi Pesan Kitab Leluhur ? ya silahkan saja ngumpul di Tanah Arab menunggu Takdir Allah sambil nunggu dibangkitkan Allah, jangan pulang ketanah Pertiwi yang di lindungi Ibu kita sendiri gitu saja kok repot mau enngak ? Memang lucu hidup enak di Negri ini Kayu ditancap jadi Tanaman, segala ada tapi anehnya malah tidak cinta tanahnya, di Arab Telat Catering saja teriak teriak, disini ? Nasi jemur, Telo, Umbi, Ganyong dll masih bisa untuk Tangsel perut agar tetap kembung ini mirip di Eropa 1000 tahun yang lau demi sepotong roti rela dihukum, Berita TV hanya ingin memperoleh segenggam daging qurban sampai berdesakan ada korban demikian marahnya Alam ini kok sampai Demikian, itu di Pasuruan juga hanya demi Uang dum duman 20.000 sampai rebutan penyet dan Tewas dan TV terus terusan Cerita, Aduuuh gimana ini katanya Tanah Surga dan Kolam susu ? yaaah karena cintanya sama tanah Arab Tanah Surga jadi Gersang penduduknya mirip Arab 1000 tahun yang lalu dimana demi kolam tampungan air banger rela perang Kelewang antar suku, Kita ? sedang yaa sedang bersimpuh  dikaki Sakyamuni yang dirulis di Negarakertagama, kita dan China Jendral It Sing 1000 tahun yang lalu lagi bersimpuh di kaki Candi Budha Borobudur Keajaiban Dunia masa kini biarpun dicabut karena bangsa ini sudah membenci Borobudurnya ganti ke Arab Kaabah di Tanah Suci katanya, jangan heran kalau Bumi Pertiwi marah, Siapa mau di Madu kata seorang Istri masa kini itu di TV gara gara Selingkuh lalu ke KUA cerai tidak mau dimadu, Mungkin Ibu Pertiwi juga minta cerai ?, hwaduh tinggal dibawah Jembatan di Arab diusir Ibu karena cinta Arab, Pulang jadi Mayat kasihan nasib bangsa yang pintar Quran dan Hadist kalau susah Numpas, Jarah, Ngrampok harta si Kafir yang halal katanya[1965-1966 juga 1998] bahkan Sekarang [2009] Ngebom pun dijanjikan Bidadari karena melaratnya tidak bisa bayar Pelacur / Tuna Susila yang banyak di Jakarta dari kelas Hotel sampai dipinggir Rel KA, nasib nasib ah eh Nasib lagi. {Gusti Heker belajar Cinta Ibu nya anak anak agar tidak  cerai seperi Selebriti di TV }


1 Responses So Far:

Unknown mengatakan...

sangat bagus sekali semoga bermanfaat TERIMA KASIH ya ...

Ngiring sareng-sareng Ngelantur