Aku adalah seorang penganut aliran naturalisme.Penganut aliran natural,segalanya pasrah kepada alam,melebur ke dalam alam,menghargai alam,menggerakkan alam,oleh karena itu kehidupan-ku adalah seni.Menurutku peningkatan spiritual adalah seni.Sewaktu aku sedang memandang sebuah gunung ,aku melihat sebuah gunung yang agunKONSEF-KU TERHADAP SENI Aku adalah seorang penganut aliran naturalisme.Penganut aliran natural,segalanya pasrah kepada alam,melebur ke dalam alam,menghargai alam,menggerakkan alam,oleh karena itu kehidupan-ku adalah seni.Menurutku peningkatan spiritual adalah seni.Sewaktu aku sedang memandang sebuah gunung ,aku melihat sebuah gunung yang agung dan tidak datar.Sewaktu aku memandang laut,aku melihat gaya air yang beriak.Sewaktu aku melihat bunga dan burung,aku menghayati berbagai macam pesona dan pemandangan alam.Sehingga spiritual-ku meningkat,aku sangat suka melihat lukisan,kadang-kadang kuteliti sampai berjam-jam. Aku mutlak bukan suka bergantung pada keindahan,melainkan aku benar-benar menghargai lukisan,melihat lukisan adalah semacam hiburan rohani yang sangat bagus,jiwa sangat realistis,sejujurnya dengan menghargai lukisan akan terasa hidup ini sangat berharga.Di dalam lukisan ada perasaan,kesadaran,penampilan dan keindahan.Aku menerima pendidikan seni,berubah dan terpengaruh menjadi rendah hati dan tidak kelihatan. Awalnya aku tidak mengerti ketrampilan kuas dan tinta,seperti penggunaan kuas ada penekanan ujung kuas di tengah,penekanan ujung kuas miring,penekanan ujung kuas terbuka,dan penekanan ujung kuas tertutup.Semua ini aku tidak mengerti,namun untuk sampai pada tahap memperlihatkan tingkatan seni,maka harus terlebih dahulu mempelajari bagaimana menggunakan ketrampilan kuas dan tinta.Seperti melukis gunung,ada belahan besar,ada belahan kecil,tehnik menggambar permukaan tidak teraturyang sangat banyak,dan lain-lain.Aku baru mulai melukis saat berusia 40 tahun,aku keluar dari tahaf pertama, orang yang mengajariku jauh lebih muda dari-ku. Terus terang aku melukis diawali dengan meniru,orang yang baru pertama sekali belajar melukis terlebih dahulu memulai dengan meniru,terlebih dahulu memahami model lukisan,menguasai ketrampilan menggunakan kuas dan tinta.Di dalam tiruan lukisan terkenal,aku merasakan adanya pengolahan seni yang sangat dalam,dengan kata lain aku terlebih dahulu memahami keberadaan semangat dari karya lukisan pelukis terkenal dari jaman dahulu.Selanjutnya aku menggambar,aku menekankan menggambar,sebab menggambar langsung berhubungan dengan alam semesta,bisa merasakan saling kontak batin,lagi pula saat menggambar bisa menimba mata air kesenian,mengambil pemandangan dari luar untuk dimasukkan ke dalam lukisan.Terakhir kita akhirnya mengerti bahwa akhir dari membuat lukisan juga harus menciptakan sendiri sebuah lukisan,dengan kata lain harus mengandalkan diri sendiri untuk berkreasi,harus meloncat keluar dari steriotip para pendahulu.Harus memiliki keberanian untuk menciptakan sendiri sebuah patokan.Sebab yang paling ditakutkan dalam lukisan adalah tidak ada wajah diri sendiri sedikit-pun. Oleh karena itu tiga tahap dalam melukis seharusnya adalah : 1.Meniru. 2.Menggambar. 3.Menciptakan. Aku sungguh menghayati bahwa seni itu sendiri adalah semacam kenikmatan spiritual,tidak peduli apakah itu orang yang mengamati lukisan atau pelukis itu sendiri,mengamati atau melukis,kedua-duanya harus menyelami,mengasah,dan melebur dengan perhatian terfokus. Teori yang akutemukan adalah bahwa pelukis itu sendiri harus memiliki dunia lubuk hati,semua yang terdapat di dalam dunia lubuk hati harus dikembangkan sepenuhnya,kemudian dikoordinasikan dengan kemampuan dalam kepandaian mengunakan peralatan,maka akan terlukis menjadi sebuah lukisan yang membawa pengamat lukisan masuk ke dalam suatu kondisi tertentu.Jangan terlalu mementingkan suatu penampilan.Tetap terfokus ke dalam lukisan bukan bentuk yang konstan.Lukisan adalah sesuatu yang hidup.Lukisan bukan sesuatu yang mati.Sebuah lukisan yang benar-benar bagus,bukan mirip sekali,sebab terlalu mirip berarti lukisan itu mati,juga tidak boleh sama sekali tidak mirip,sama sekali tidak mirip berarti tidak mengerti,sebuah lukisan yang baik adalah berada diantara mirip dan tidak mirip! Aku adalah pelukis bukan tukang cat. Aku terpikir oleh persoalan “daya hidup dan kehidupan “,apa itu seni ?Seni seharusnya adalah alam perwujudan dari “daya hidup kehidupan” itu sendiri !Para insane makan,tidur dan bekerja.Pada umumnya semua manusia sama,bisa terlihat bila kita ingin meloncat keluar dari steriotip para insane sungguh tidak mudah.Orang yang memperebutkan nama dan keuntungan,terakhir tua dan mati di dalam nama dan jabatan atau timbunan uang.Alangkah malangnya !Aku selalu merasa bahwa seseorang harus benar-benar hidup sebagai seorang manusia yang memiliki karakter yang mandiri,barulah dianggap sebagai manusia yang memperlihatkan “daya hidup dari kehidupan”.Namun sesungguhnya karakter yang mandiri ini juga tidaklah mudah,ini sama sekali tidak bisa dijellaskan dengan beberapa patah kalimat saja.Seni adalah daya hidup dari kehidupan,daya hidup ini harus leluasa,harus menciptakan hal baru serta memperlihatkannya,harus menciptakan keindahannya,harus memprakarsai tanpa ada bandingannya,itu tidak mudah lo!Didalam melukis aku butuh tradisi,juga butuh penemuan baru,kadang-kadang terbuka dan blak-blakan,kadang-kadang tersesat,Aku akhirnya bisa berjalan di atas jalur-ku sendiri,jalur ini sangat panjang bahkan tidak berujung. g dan tidak datar.Sewaktu aku memandang laut,aku melihat gaya air yang beriak.Sewaktu aku melihat bunga dan burung,aku menghayati berbagai macam pesona dan pemandangan alam.Sehingga spiritual-ku meningkat,aku sangat suka melihat lukisan,kadang-kadang kuteliti sampai berjam-jam. Aku mutlak bukan suka bergantung pada keindahan,melainkan aku benar-benar menghargai lukisan,melihat lukisan adalah semacam hiburan rohani yang sangat bagus,jiwa sangat realistis,sejujurnya dengan menghargai lukisan akan terasa hidup ini sangat berharga.Di dalam lukisan ada perasaan,kesadaran,penampilan dan keindahan.Aku menerima pendidikan seni,berubah dan terpengaruh menjadi rendah hati dan tidak kelihatan. Awalnya aku tidak mengerti ketrampilan kuas dan tinta,seperti penggunaan kuas ada penekanan ujung kuas di tengah,penekanan ujung kuas miring,penekanan ujung kuas terbuka,dan penekanan ujung kuas tertutup.Semua ini aku tidak mengerti,namun untuk sampai pada tahap memperlihatkan tingkatan seni,maka harus terlebih dahulu mempelajari bagaimana menggunakan ketrampilan kuas dan tinta.Seperti melukis gunung,ada belahan besar,ada belahan kecil,tehnik menggambar permukaan tidak teraturyang sangat banyak,dan lain-lain.Aku baru mulai melukis saat berusia 40 tahun,aku keluar dari tahaf pertama, orang yang mengajariku jauh lebih muda dari-ku. Terus terang aku melukis diawali dengan meniru,orang yang baru pertama sekali belajar melukis terlebih dahulu memulai dengan meniru,terlebih dahulu memahami model lukisan,menguasai ketrampilan menggunakan kuas dan tinta.Di dalam tiruan lukisan terkenal,aku merasakan adanya pengolahan seni yang sangat dalam,dengan kata lain aku terlebih dahulu memahami keberadaan semangat dari karya lukisan pelukis terkenal dari jaman dahulu.Selanjutnya aku menggambar,aku menekankan menggambar,sebab menggambar langsung berhubungan dengan alam semesta,bisa merasakan saling kontak batin,lagi pula saat menggambar bisa menimba mata air kesenian,mengambil pemandangan dari luar untuk dimasukkan ke dalam lukisan.Terakhir kita akhirnya mengerti bahwa akhir dari membuat lukisan juga harus menciptakan sendiri sebuah lukisan,dengan kata lain harus mengandalkan diri sendiri untuk berkreasi,harus meloncat keluar dari steriotip para pendahulu.Harus memiliki keberanian untuk menciptakan sendiri sebuah patokan.Sebab yang paling ditakutkan dalam lukisan adalah tidak ada wajah diri sendiri sedikit-pun. Oleh karena itu tiga tahap dalam melukis seharusnya adalah : 1.Meniru. 2.Menggambar. 3.Menciptakan. Aku sungguh menghayati bahwa seni itu sendiri adalah semacam kenikmatan spiritual,tidak peduli apakah itu orang yang mengamati lukisan atau pelukis itu sendiri,mengamati atau melukis,kedua-duanya harus menyelami,mengasah,dan melebur dengan perhatian terfokus. Teori yang akutemukan adalah bahwa pelukis itu sendiri harus memiliki dunia lubuk hati,semua yang terdapat di dalam dunia lubuk hati harus dikembangkan sepenuhnya,kemudian dikoordinasikan dengan kemampuan dalam kepandaian mengunakan peralatan,maka akan terlukis menjadi sebuah lukisan yang membawa pengamat lukisan masuk ke dalam suatu kondisi tertentu.Jangan terlalu mementingkan suatu penampilan.Tetap terfokus ke dalam lukisan bukan bentuk yang konstan.Lukisan adalah sesuatu yang hidup.Lukisan bukan sesuatu yang mati.Sebuah lukisan yang benar-benar bagus,bukan mirip sekali,sebab terlalu mirip berarti lukisan itu mati,juga tidak boleh sama sekali tidak mirip,sama sekali tidak mirip berarti tidak mengerti,sebuah lukisan yang baik adalah berada diantara mirip dan tidak mirip! Aku adalah pelukis bukan tukang cat. Aku terpikir oleh persoalan “daya hidup dan kehidupan “,apa itu seni ?Seni seharusnya adalah alam perwujudan dari “daya hidup kehidupan” itu sendiri !Para insane makan,tidur dan bekerja.Pada umumnya semua manusia sama,bisa terlihat bila kita ingin meloncat keluar dari steriotip para insane sungguh tidak mudah.Orang yang memperebutkan nama dan keuntungan,terakhir tua dan mati di dalam nama dan jabatan atau timbunan uang.Alangkah malangnya !Aku selalu merasa bahwa seseorang harus benar-benar hidup sebagai seorang manusia yang memiliki karakter yang mandiri,barulah dianggap sebagai manusia yang memperlihatkan “daya hidup dari kehidupan”.Namun sesungguhnya karakter yang mandiri ini juga tidaklah mudah,ini sama sekali tidak bisa dijellaskan dengan beberapa patah kalimat saja.Seni adalah daya hidup dari kehidupan,daya hidup ini harus leluasa,harus menciptakan hal baru serta memperlihatkannya,harus menciptakan keindahannya,harus memprakarsai tanpa ada bandingannya,itu tidak mudah lo!Didalam melukis aku butuh tradisi,juga butuh penemuan baru,kadang-kadang terbuka dan blak-blakan,kadang-kadang tersesat,Aku akhirnya bisa berjalan di atas jalur-ku sendiri,jalur ini sangat panjang bahkan tidak berujung.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses So Far:
Ngiring sareng-sareng Ngelantur