AGEMAN SIWA BUDDHA ADALAH AGEMAN MAJAPAHIT NUSANTARA
Posted by Pak Man Budi
02.09, under |
0
komentar
Ageman Siwa Budha adalah Isme adalah disebut Majapahitisme, Suatu Kepercayaan Pemujaan leluhur yang dimanifestasikan Dewa titisan bilamana yang bersangkutan Mokswa. Hal ini memang Unik dan tidak ada duanya di Dunia ini, Dimana kepercayaan Mokswa ke Alam Kadewatan dan Alam Budaloka sebab itu disebut Siwa Budha, dimana Siwa adalah simbol Bapak, Purusa, Lingga sedangkan Budha adalah simbol Ibu, Predana, Yoni dimana Siwa-Budha adalah satu kesatuan tak bisa dipisahkan karena Bapak dan Ibu kita bila dinaikkan terlalu banyak sebutan jadi cukup Lingga dan Yoni, dari awal bapak dan Ibu, Embah [Lanang dan Putri], Buyut, Sanggah, Sanggah Wareng, Udeg Udeg, Gantung Siwur, Sawo Gletak, Kropak Sentre, Dadung Kawuk dan Dahyang untuk itu Meru Leluhur Tumpang sebelas sedangkan Dahyang adalah Pencipta jadi tidak termasuk Leluhur atau disebut Sang Hyang Tunggal, Jadi untuk mencapai Dahyang ada 11 tingkatan Leluhur yang tidak boleh dilewatkan atau salah susunan, Inilah Rahasia Ilmu Sangkan Paraning Dumadi, Dimana Orang harus tahu betul Urutan Leluhurnya sampai Sebelas tingkatan ini, Sebelas adalah Ibu sedangkan Bapak Sembilan disebut Babakan nutup Nawa Sanga Mandeng Gunung Indrakila, Jadi sangat Omomg Kosong Orang Bisa Ngilmu ini sampai Sempurna kalau tidak tahu Urutan dari 11 Leluhurnya atau Lingga Yoni nya yang diwujutkan Meru Tumpang IX dan XI dan karena Leluhur sudah Menjadi Dewa dan Dewi mengenai keterbalikan Meru untuk Leluhur Sama biarpun ada yang mengatakan Ibu Tumpang XI atau Tumpang IX kerena tergantung Adatnya bila Pemuja Purusa tentunya diutamakan Lingga yang tumpang XI tau sebaliknya. Sejak Keruntuhan majapahit 500 tahun yang lalu dan Sulitnya menuliskan karena akan diketahui Lawan, disebutlah "Sastra Jendra Hayu Ningrat Pangruwating Jiu" atau Tulis Tanpo Papan jadi ada Tulisan tapi tidak bisa dibaca atau tidak ada Lontarnya. Ilmu ini Tahap Akhirnya adalah Wahyu Leluhur, jadi tidak semudah itu mendapatkan, harus tahu urutan XI tadi dan harus bertahap dari bawah dikenalkan keatas dan tidak boleh dilompati atau jalan Tol, ini mirip Pemerintahan bikin KTP ya RT, RW, Lurah dan Camat ya ada Fasilitas tapi khusus sekali. Sekali lagi Ilmu ini adalah khusus Pemuja Leluhur, itulah Hukum Tuhan ke V disebutkan Harus menghormati Orang Tua agar mendapat SURGA dan USIA PANJANG , Dan sesuai kutipan Negarakertagama dimana Ibu Paramita bisa memberi Kejayaan pada Narendra Utama selama bulan dan Surya bersinar jadi Ibu punya peranan Penting, Upacara SRADA dalam kitab Negarakertagama adalah Upacara untuk Leluhur IBU, Ilmu ini Oleh Para Empu sebenarnya sudah ditulis dalam Cerita tapi membutuhkan Pengertian, sebab bila tingkatan Ilmunya tidak memadai tetap tidak akan mengerti karena belum mengenal XI tingkatan leluhurnya, ambil contoh " Ketika Prabu Niwatakawaca tertawa terbahak bahak maka Arjuna mengarahkan Panah PASUPATI nya kearah sang Parabu yang tidak bisa dikalahkan para Dewa dan ketika Panah mengenai Mulut Niwatakawaca menembus Langit Langit dan Otak nya maka Tewaslah Musuh Para Dewa ini" Kenapa Arjuna yang diutus Para Dewa ? Karena Prabu Niwatakawaca tidak mungkin membuka mulutnya dihadapan Para Dewa karena Sang Prabu mengetahui kalau Para Dewa mengetahui kelemahannya, Arjuna Pemuda Ganteng mirip Wanita ini justru diremehkan Sang Raja Denawa dan dianggap tidak mengetahui Kelemahan dirinya. Dan Arjuna [tulisannya Harjuna] kemudian mendapat hadiah Bidadari Supraba yang Tercantik di antara Bidadari. Makanya disebutlah Siwa-Buda kesatuan, Ilmu ini memang tidak bisa lepas dari Lingga dan Yoni yang juga kesatuan yang tidak bisa dipisahkan seperti Kitab Sutasoma mengatakan Siwa tidak mengakui Buda bukan Siwa, Buda tidak mengakui Siwa bukan Buda, Siwa-Buda adalah satu kesatuan, kalau dikecilkan Banyak Ilmu tapi satu, juga dibesarkan Berbeda beda tapi satu juga tidak ada mendua. atau Buwana Alit dan Buwana Ageng. Untuk di Jawa Ilmu ini biasa saja tidak mengherankan dan Banyak Orang yang mokswa contoh Empu DAHA dan Empu DAKA yang menjadi Penasihat Prabu Jayabaya dan keturunannya Trah Kadhiri. Mungkin diluar Negri Timur Tengah ada Jesus dia hari ketiga bangkit dan bisa menampakkan Dirinya pada murid muridnya dan Naik ke Surga, ini adalah Ilmu Mokswa Jesus tidak menikah dan Usia 35 tahun mokswa mirip Buda Gautama yang di China disebut SAKYAMUNI dan dalam kitab Negarakertagama juga ada sebutan Sakyamuni, serta Dewi Kwan IM Miao San usia 17 tahun Mokswa juga tidak menikah ini yang dipublikasikan sedangkan Para Empu dan Raja di Jawa banyak sekali yang Mokswa tapi kurang di Publikasikan tingkat Dunia. oh ya dalam Islam ada Nabi Kidir juga sering bisa ditemui karena Mokswa. dan sekarang ke Agama Islam ini Ilmunya anti Mokswa dimana Manusia Langsung Tol pada Allah tanpa melalui Leluhur, dan Orang mati menunggu di Alam kubur sampai Kiamat dan baru di Bangkitkan, setelah masuknya Agama Islam Sebelum Majapahit dan Zaman Majapahit 500 tahun yang lalu berhasil Menumpas Majapahit dan membakar semua Buku Pelajaran Buda dan apapun tentang majapahit, Hingga Orang majapahit lari ke Pegunungan dan Bali, Sisa Sisa Majaphit masih ada di Bromo dimana Wilayah itu Gemah Ripah Loh Jinawi Aman Tentrem Kertaraharja, tidak ada Pencuri dan Orangnya jujur jujur, sayang karena Pelarian dan Adatnya kurang Lengkap, Dahulu pernah punya Lontar Pelantikan Para Magku tapi sayangnya Hilang, Yang Lengkap justru Bali karena belum pernah dijajah Islam yang Ajarannya bertentangan dengan Majapahit dimana Pemujaan Leluhur diharamkan, Patung Patung Dewa pun diharamkan banyak yang dihancurkan, Inilah perbedaan Siwa Buda dengan Agama Islam, Memang awalnya Orang tidak mengerti dan menganggap Islam Agama Simpel memuja Allah satu, sedang majapahit memuja banyak Leluhur atau Dewa Dewi dan banyak Upacara nya, Tapi sekaranglah baru bisa dilihat Hasilnya dimana Bangsa kita Susah dan terpuruk padahal Tanah kita subur makmur kayu ditancap jadi tanaman, ini akibat meninggalkan Adat Budaya sendiri, Tanah Subur Makmur hasilnya dipersembahkan pada Dewa Dewi Pelindung sesuai Bidangnya, Hasil Buah buahan disajikan berupa Gebokan, Sesaji Sesaji yang sesuai Adat dan sudah ditulis di Lontar Lontar oleh Para Empu Ahlinya, dan untung kini hanya Bali yang melestarikan ini biarpun Oleh Cokorda Kertayasa Ibah bisa diperkecil seperti Tumpeng nya 9 bisa diperkecil tapi jumlahnya tetap 9 Pidatonya di Pesamuan Agung yang diadakan Forum Intelektual Muda Hindu Dharma [ Independent Youth Hindu Intelectual Forum] 14 Otober 2007 yang juga dihadiri Raja Abhiseka Majapahit Sri Wilatikta Brahmaraja XI. yang juga menjelaskan tentang Majapahit, Di Bali satu satunya di Dunia yang bisa Me Mokswakan Orang yaitu Upacara Ngaben atau Palebon hingga Memukur dan Melinggihkan Roh di Pelinggih, Jadi karena Zamannya Maju dan Orang sudah tidak bisa me Mokswakan Dirinya lalu Orang lain memokswakan dengan Upacara tadi, dan ini memang satu satunya Upacara di dunia yang bila ada Upacara Ngaben ini banyak Touris datang ingin tahu, bahkan banyak Orang manca yang tertarik dan mengikuti Adat Bali yang unik ini seperti Upacara Perkawinan yang banyak diminati Touris asing, mereka Upacara Kawin dengan Adat bali. Kembali ke Islam justru anehnya malah memusuhi Adat Negri ini bahkan kalau bisa menumpas total Acara Acara Adat dan membuat Bangsa ini melupakan Adat Budaya nya termasuk Cinta Tanah Air, Seperti Bung Karno yang mengajarkan Nasionalisme dan berusaha menyatukan Negara Asia Afrika dan Amerika dengan NASAKOM [Nasional,Agama dan Komunis] malah ditumpas Total bersama pengikutnya 1965-1966 bahkan Ajarannya pun dilarang [Sukarnoisme] Islam juga menumpas Ilmu Jawa sampai detik ini biarpun SBY sebelum terpilih lagi sempat Pidato Undang Undang Minoritas dimana semua sama dan Minoritas harus di Lindungi tapi di Pemerintahan bawah yang takut Islam tentu tidak mau melaksanakan, Penumpasan malah menjadi jadi Saptodarmo dihancurkan, dan banyak Lebel Sesat terhadap minoritas mangkin mengganas, Bahkan Pidato itu seperti tidak pernah ada. Demikian keanehan Agama Islam yang tidak bisa rukun dan mengadopsi Adat Majapahit karena memang bertolak belakang Ajarannya dan ini membuktikan Baik dan Buruk, Siang Malam, Laki dan Wanita, Kiri dan Kanan. Tapi rasanya Orang akan mengerti dan bisa membedakan Baik dan Buruk saat ini dimana Kemarahan Alam sudah tak terbendung, Adat Alam disini sudah tidak dipakai lagi, Tanah yang subur makmur pun Murka, TV tadi pagi Berita Susah Air ini sebetulnya patut disyukuri karena Cintanya sama Negara Arab maka Air susah seperti di Arab, Lumpur Lapindo pun patut disyukuri karena Kelak akan jadi Padang Pasir seperti di Arab, sawah Sawah kering juga patut disyukuri karena masih untung ada rumputnya kan karena cintanya sama Arab maka akan jadi Arab tanah ini, sebab 500 tahun berdoa pada Allah nya Arab, dan meninggalkan Adat Budaya Tanah yang gemah Ripah Loh Jinawi ini,Untung Sabdopalon berkata 500 tahun akan mengembalikan Buda lagi jadi masih ada harapan, biarpun Manusianya sudah sulit disadarkan karena Cintanya sama Arab, Inilah sekedar Ngawedar Ilmu Sendiri dengan Ilmu Arab yang disebut Islam dan menang menangan menumpas Adat Budaya kita yang Adiluhung dan untung masih punya Bali biarpun Orang Bali melaksanakan Adat "Mula Ketho" atau memang begitu sejak Dahulu dan akan tetap begitu sampai kapanpun, marilah kita merenungkan Adat Majapahit tidak pernah membenarkan Diri Sabar dan Jujur serta Menerima apa adanya tapi malah disalahkan terus Oleh Islam seperti Pura Majapahit Trowulan yang terkenal bisa menyatukan Umat SARA, malah di tutup, Islam selalu membenarkan Diri dan menyalahkan Orang lain, dan Tentu ada Akhirnya bukan ? Semua mesti akan berakhir [The End] ini sudah masanya 500 tahun Wolak Walik'e Zaman, kita harus bangun dari Tidur berkepanjangan dan Alam akan mendukung kita yang Cinta dan melaksanakan Adat Tanah Air inilah kutiban Lagu Indonesia Raya 3 stansa : Indonesia Tanah yang Suci, Tanah Kita Yang Sakti, Disanalah Aku Berdiri Menjaga Ibu Sejati, Indonesia Tanah Berseri, Tanah Yang Aku Sayangi, Marilah Kita Berjanji, Indonesia Abadi, Slamatlah Rakyatnya, Slamatlah Putranya, Pulaunya, Lautnya, Semuanya, Majulah Negrinya, Majulah Pandunya, Untuk Indonesia raya.*** Ini tidak dinyanyikan karena ada Tanah Yang Suci jadi menyaingi Arab yang dipercaya Tanah Suci jadi coba dari dulu dinyanyikan tentunya sedikit menolong Orang Sadar akan tanah yang subur makmur ini memang SUCI***
Untuk Keluarga Besar Majapahit di Nusantara...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses So Far:
Ngiring sareng-sareng Ngelantur