Budaya adat di tiap-tiap daerah masing-masing berbeda satudengan yang lain-nya,kenapa…?
Mari kita telusuri budaya masing-masing daerah seperti misalnya daerah Badung tidak sama dengan daerah Tabanan maupun juga Gianyardan itulah merupakan bukti keaneka ragaman/berbhineka tetapi tetap satu dalampemujaan kepada Leluhur/kawitan.Semoga dengan keberagaman tata cara tidak mengklaim yang satu lebih unggul dengan yang lain-nya.Karena ketika kita telusuri dari isi dan tujuanadalah sama,seperti misalnya Banten Daksina di daerah Badung maupun daerah lainnya sama isinya,namunbentuknya berbeda dari segi reringgitan/tetuasan tergantung seni pembikin Banten tersebut.
Begitu juga tata cara upacara/upakara tidak ada yang sama namun pada intinya adalah sama karena poin pentingnya adalah,utpeti(nakshu/melinggihkan),setthiti(membersihkan),praline(mengembalikan)ke gedong/stana masing-masing.Banyak yang saya ketemukan terutama di daerah-daerah terpencil/kurang begitu fleksibel di dalam menyikapi keaneka ragaman bahkan terkesanEgo yang diterapkan,sehingga tidak menerima perbedaan dari masing-masing daerah,ini biasanya terjadi di daerah yang dihuni olehberaneka orang pendatang beragam dari lain daerah di dalam satu lingkungan(perumahan misalnya).
Disinilah terjadi adu kepintaran,adu argument,aduketangkasan yang mana yang satu merasa lebih baik dari yang lainnya dan sebaliknya,oleh karena itu marilah kita membuka wawasan” Kebhineka Tunggal ika tah hana Dharma mangrua” yang jauh-jauh hari oleh Leluhur/pendahulu kita sudah dicanangkan bahkan dijadikan dasar Negara olehpenggali Pancasila(Bung Karno pendiri RI) di dalam kitab Sutasoma dengan tujuan adalah untuk member pelajaran kepada kita semua untuk menerapkan-nya bukan sekedar wacana/teori tapi mari kita terapkan di dalam lingkup kecil sampai lingkup yang lebih besar.
Memang dalam hal menerapkan-Nya tidaklah segampang penulis menuliskan Nya tapi kalau memang betul-betul ingin merubah jati diri kita yang Ego menjadi Orang yang mau menghargai orang lain niscaya akan berhasil,karena kadang-kadang yang menerapkaan Ego biasanya adalah kaum mayoritas,yang semena-mena membenarkan dan menyalahkan sesuai dengan kebenaran yang dia yakini namun belum tentu benar menurut orang /kaum minoritas.
Disinilah pembelajaran untuk kita semua,bisakah kita menerapkan-Nya………..?
0 Responses So Far:
Ngiring sareng-sareng Ngelantur