PENGUNGKAPAN SEJARAH:
Bertepatan dengan Hari Raya Saraswati ini,kami selaku Penyungsung dan Pengempon Pura Majapahit akan mengungkap sejarah Ibu dari segala Ibu di jagadraya ini yang sering disebut sebagai Ibu DURGA MAHISA WARDINI(yang dimanifestasikan) yaitu Ibu dari Prabu Airlangga yang nama terkenalnya adalah Dewi Mahendradhatha.
Kenapa kami ungkap sejarah/purana/babad ini adalah untuk memberikan pencerahan kepada umat yang kurang tahu persis siapa sebenarnya Ibu ini yang Pratima-Nya sudah berumur 1000-an tahun dan masih terawat dan di sungsung oleh keturunannya/ahli warisnya yaitu Sri Wilatikta Brahmaraja XI,yang mana Pratima ini mengalami zaman Dinasty Empu Sendok ,zaman Keemasan Majapahit dan merupakan sungsungan Raja-Raja turun temurun dan merupakan sungsungan pribadi di Puri beliau dan sampai saat ini masih disungsung yang di stanakan di Merajan Pura Majapahit Ibu Nusantara.sampai anda lihat Pratima-Nya sampai keropos baik perwujudan beliau maupun Lembu yang ditungganginya yaitu Lembu Nandini(foto).
Sebenarnya bersyukurlah bagi umat yang berada di Bali karena Beliau di linggihkan di Bali dengan Pratima beliau yang Asli dan sampai saat ini tidak bisa orang lain untuk menjiplaknya atau membuat duplikatnya karena saking bagusnya bentuk dan cara pembuatannya di zaman dulu dan menurut pengakuan dari ahli waris Kerajaan bahwa Beliau mewujudkan diri sesuai wujud dan wajah beliau yang asli waktu beliau masih di dunia ini (Pratima ini boleh dites arkeologi apa palsu apa asli silahkan buktikan kalau tidak percaya).
Dan kenapa kami ungkap ini karena berhubungan dengan kejadian Tgl 11 september lalu dimana Pratima Beliau diundang dan di pendak oleh WHYO dalam rangka Ulangtahun Ganesha anak beliau yang secara jelas adalah Istri dari Bhatara Siwa sesuai dengan Purana-purana yang sudah diketahui umum dalam rangka Ruwat Deso/kota/jagad.Bahkan sempat waktu itu Pratima tidak dibolehkan masuk ke Pura Jagadnatha karena salah paham dikira bukan milik sungsungan Majapahit (dikira patung baru dari aliran India yang berkembang di Bali saat ini).
Dan ketika Kami dari pihak Pura menjelaskan keberadaan Beliau baru-baru ini di gedung DPR Bali baru semua pengempon minta maaf karena mis informasi.dan semuanya saling minta-maaf karena ketidak tahuan umat.Sampai dalam rapat itu juga membahas akan diadakannya upacara Guru Piduka di Pura Jagadnatha(Pura Ida Shang Hyang Whidi Wasa) untuk kedua belah pihak yaitu dari Pengempon Pura Jagadnatha dan pihak WHYO karena ada kejadian di malam 11 september itu dimana kedua belah pihak saling adu argumentasi dari pihak penyungsung dan pihak penyelenggara yaitu WHYO (sauh ujar ala).
Sehingga dari sekala/nyata bahwa kami keliru ngiring Pratima Ibu Durga ke Pura Jagadnatha/Tuhan padahal menurus pengempon dan sejarah Pura Jagadnatha di dalamnya juga ada pelinggih penyungsungan Ratu Niang yang terkenal di Bali yang sering di sebut Nang Hay Niang Niang(nama china-Nya)atau sering disebut Ratu Mas Magelung(nama Bali)banyak sebutan tetapi Beliau satu,sama seperti Anoman(Bali)nama chinanya Sun Gokong,Ganesha nama chinanya Gajah Tin Tin,semua itu di Bali sudah lumrah karena kita zaman dulu bukan Agama tetapi Leluhur/Kawitan yang kita sungsung sampai saat ini terbukti dengan adanya Palinggih Merajan,Dadia,Paibu-an/Paibon,Panti,sampai ke Pedharman yang semuanya itu adalah Pura Leluhur/Kawitan/wit/sangkan Paraning Dumadi sesuai dengan linggih Beliau sampai saat ini ada Meru Tumpang XI (Pagoda Tingkat XI), Kelenteng (Gedong Ibu/Paibon)
Semuanya itu adalah Palinggih Leluhur Kawitan kita.yaitu Leluhur Purusha dan Pradana (yang mana semua Leluhur yang sudah di aben dimasukkan atau di catat di pura Ibu kalau tingkat Wangsa,kalau tingkat desa namanya Pura Kayangan Dalem,sama seperti Pura Pradana yaitu Pura Batur ada Klenteng-nya juga,Pura Dalem Balingkang,Pura Goa Giriputri Nusa Penida,Pura Masceti,Pura Dalem Durgakutri Blahbatuh yang umurnya 1000-an tahun,Pura Besakih ada juga Pura Ratu Mas Magelung, Pura Dalem Puri sehingga semua desa,
pekraman nyungsung Ibu yang sering disebut Ibu dari segala Ibu karena sesuai dengan umur Beliau yang sering disebut Bhatari Durga/Siwa Parwati/Bhatari Uma ketika masih muda/Bhatari Saraswati ketika beliau menurunkan ilmu pengetahuan,Bhatari sri ketika beliau memberi Amertha,Pertiwi dll dsb dst dan ini salah satu kutipan (Bhisama Beliau)
"Meme jani ada di Meru Malinggih yen meme di Jagat Jegeg meme tan nyamanpada Bhatari Gangga meme rabin Bhatara Siwapasopati,
yen meme duka memurti meme menados Bhatari mecaling Jagad,rug.......gumine,nyen bani ngutak-atik Majapahit meme kel munggel" begitulah ucapan ibu kalau sampai marah, karena kutuk pastu Ibu yang melahirkan kita semua haruslah dihindari apalagi Ibu adalah perwujudan Cinta kasih jangan sampai kasihnya seorang Ibu surut gara-gara anak yang durhaka"Surga ada ditelapak kaki Ibu"............Guru piduka adalah permahluman dan permohonan maaf yang ditujukan untuk Ibu dari segala Ibu atau untuk Tuhan.........................????? camkan baik-baik...............bersanbung.
0 Responses So Far:
Ngiring sareng-sareng Ngelantur