MENDAK TIRTA PURNAMA KE DASA RING PURA MAJAPAHIT PUSAT TROWULAN/DALAM RANGKA PUJAWALI MAJAPAHIT JIMBARAN BALI




Dalam rangka pujawali di Pura Ibu Majapahit Jimbaran Bali tgl 7/04/2010 tepatnya di hari Buda Kliwon Gumbreg,kami selaku pengemong Pura melaksanakan Mendak Tirta ke Pura Pusat  Majapahit Trowulan bersama-sama dengan pengemong lainnya.Adapun keberangkatan kami ke Trowulan bersama rombongan dengan 1 bus sumbangan dari penyungsung(Jero Arya Citra) dari trah Arya Kanuruhan Bali dan sumbangan mobil kijang inova dari Jero Gde Dalem Tarukan dari Karangasem.
Keberangkatan kami ke Trowulan dengan matur pakeling pada tgl 28/03/2010 pagi jam 05:00 di Pura Ibu Majapahit Jimbaran kemudian langsung meluncur berangkat bersama-sama rombongan selamat di tempat tujuan yaitu di Pura Majapahit Pusat Trowulan,setelah sampai di sana kami menghaturkan banten piodalan untuk Leluhur Majapahit dengan tujuan agar dalam upacara nantinya di Pura Majapahit Bali berlangsung dengan aman tanpa gangguan dan berjalan lancar,kenapa kami selaku penyungsung menghaturkan banten piodalan di Pura Pusat…………..?karena sejak ditutupnya Pura Majapahit Trowulan tahun 2002,belum pernah melaksanakan piodalan selama 10 th,untuk itukami mengambil inisiatip agar beliau langgeng berstana di Pusat dan menyetanakan beliau dengan membuat “daksina lingga”baru karena daksina lingga lama sudah using.Malamnya  kami sampai di trowulan disambut oleh penyungsung dari Surabaya yaitu,Ibuk Nanik(pengemong Majapahit Jenggala Tulung Agung),buk Yeni,pk Cun Pei dan Om serta perwakilan dari Majapahit Blitar juga ikut bersama sama matur sembah bakthi/sungkem/sowan ke Leluhur Majapahit Pusat Trowulan.
Adapun acara di Purnama kedasa tgl 29/03/2010,kami lakukan di malam hari dan disertai hujan lebat bahkan hujan sanpai kami berangkat pulang kembali ke Bali,yaitu dengan bebantenan khas Bali,tumpengan oleh buk Yeni dan pk Cun Pei,serta banten ala kejawen dari Majapahit Blitar jadi di Pura Pusat Truwulan kami bergabung bersama-sama tanpa membeda-bedakan budaya masing-masing karena tujuaan kami adalah bakti/sungkem pada leluhur tanpa membedakan budaya.
Ketika kami mulai melaksanakan ritual di Pusat informasi Majapahit salah satu peserta ada yang kapeselang oleh Leluhur dan beliau berucap”SAYA SEDIH SEKALI KARENA YANG SOWAN DAN SUNGKEM KE SINI ADALAH KETURUNAN SAYA YANG JAUH-JAUH KENAPA KETURUNAN SAYA YANG BERMUKIM DISINI(TROWULAN)TIDAK ADA YANG SUNGKEM BAHKAN MENUTUP RUMAH SAYA SENDIRI DISINI’’begitu ucap Beliau,setelah kami lanjutkan ritual di Pura Pusat juga beliau turun lewat kapeselang/keraohan dan beliau berucap”ANAK-ANAKKU KALIAN JANGAN TAKUT AJIK(BAPAK)AKAN SELALU MELINDUNGI KALIAN DAN SEMUA TAK RESTONI KALIAN SEMUA LANJUTKAN PERJUANGAN KALIAN UNTUK MENGHARUMKAN NAMA LELUHUR MAJAPAHIT DAN BUKTIKAN SENDIRI INI ‘’begitu ucap beliau dan yang keraohan bukan main-main adalah BHIKKU WISNU DAN BHIKKU ALUNG yang sehari-hari beliau adalah menjalani kehidupan yang sangat sederhana,vegetarian,dan ngelakoni, seumur- umur tumben kami melihan seorang bhikku suci yang bisa keraohan berarti ini bukan mengada-ada,karena beliau tidak sembarangan meminjam raga seseorang ,beliau membutuhkan raga yang bersih dan suci untuk kapeselang,dan masih banyak lagi yang kapeselang yaitu Jero Purnama kerauhan Ibu Ratu Mas sambil menari-nari dan beliau memercikkan air suci untuk keselamatan kami semua.
Setelah perayaan selesai serentah hujan mulai reda sehingga kami merasa terharu dengan KEMAHA PENGASIH DAM PENYAYANG BELIAU YANG BERSTANA DI PURA MAJAPAHIT PUSAT TROWULAN,YAITU BATORO AGUNG PARAMA WISESA BESERTA PERMAISURI RATU MAS MAGELUNG YANG JUGA MEMPUNYAI STANA DI BESAKIH BALI.
Semoga di kemudian hari harapan kami(penulis) bagi penduduk setempat khususnya di Trowulan dan Jawa umumnya janganlah melupakan leluhur sendiri dan jangan terpengaruh dengan ajaran-ajaran dari luar yang bisa menyesatkan  bagi kita sebelum Leluhur memutus hubungan kalian,dimana tanah dipijak disana langit dijunjung,anda berada di jawa hormatlah dengan Danghyang Tanah Jawa,niscaya kalian direstoni dan dikasi jalan yang padang,PERCAYA ATAU TIDAK BUKTIKAN SENDIRI.


0 Responses So Far:

Ngiring sareng-sareng Ngelantur