HARI RAYA PAGERWESI


Tak terbayang bahwa sesungguhnya Pagerwesi hari ini bertepatan dengan Purnama & sekaligus perayaan Klenteng/Gedong Pratima Cin kwan si Puri Surya Majapahit Jimbaran Bali.Di hari Purnama sasih Karo ini kami merayakan sangat sederhana sekali di mata orang awam namun begitu besar makna dan filosofinya di benak kami,karena di hari ini adalah turunnya Leluhur Batara –Batari,dewa-dewi,yang kami junjung tinggi dan kami yakini sepenuh hati sebagai manakami meyakini keberadaan Beliau YANG MAHA WELAS ASIH.Timbul pertanyaan di dalam benak kami apakah sebenarnya makna dan filosofi dari perayaan PAGERWESI DAN SEKALIGUS HARI ULANG TAHUN KELENTENG CIN KWAN SI (STANA DEWI KWAN IM TANGAN SERIBU).Kalau dilihat dari perayaan Pagerwesi adalah pemujaan Sanghyang Pramesti Guru(PURUSA)sedangkan perayaan klenteng Cin Kwan Si adalah perayaan terhadap Ratu Mas Magelung/Dewi Kwan Im(PREDANA).Bukankah hari yang tepat sekali ketika Hyang Purusa turun dan bertemu dengan Hyang Predana untuk mencipta kan sesuatu yang amat berguna bagi kehidupan kita yaitu tirtta Amertha,yang merupakan sumber dari benih-benih kehidupan untuk kita semua ?Berbahagialah umat manusia yang masih ingat dan merayakan hari yang sangat bertuah itu dan kebetulan sekali kami ikut ada didalamnya . Meskipun yang hadir dalam perayaan itu dapat di hitung dengan jari tangan,tepatnya jam 10:38 waktu Indonesia Tengah di pagi hari menjelang siang dan anda pembaca sekalian akan dapat langsung vibrasi dari cumak membayangkan di waktu itu,anda boleh percaya atau tidak ,yang jelas semua yang hadir merasakan Vibrasi kesejukan walau waktu nya di siang hari,seketika awan berkumpul di atas Pura yang disertai gerimis yang merupakan pertanda bahwa Dewi-Dewi turun memberkati umatnya. Akankah terulang kejadian yang baru saja kami alami,?mustahil dan tidak akan pernah terjadi dalam sejarah ratusan bahkan ribuan tahun kedepan,siapa yang ahli astronomi silahkan hitung……,dan kami merasa sangat berbahagia luarbiasa sekali,karena kami bisa menghadiri hari yang sangat bertuah ini,yang di tahun-tahun yang lalu kami rayakan di kampunghalaman,karena menurut kepercaan di kami bahwa SINGARAJA BERASAL DARI “SEORANG RAJANYA DIANTARA RAJA DUDUK DIATAS SINGA YANG BERSAYAP.Siapakah gerangan orang yang duduk diatas singa bersayap itu tidak lain adalah BODHISATWA DUDUK DIATAS SINGABERSAYAP,YANG MEMBERIKAN BIMBINGAN KEPADA MASYARAKAT SEMUA UNTUK ADA DI JALAN BUDDHA(budi pekerti yang luhur),bukti sejarah telapak kaki budha di mosium Gedong kertia,dan banyak peninggalan Buddha di daerah kami karena Raja Bali Utara adalah penganut Buddha yang sangat taat(TRAH MAULI WARMAN SAMPAI TERAKHIR RAJA UDAYANA WITNYA DARI BALI UTARA).Sampai keturuna-keturunannya baik ANAK WUNGSU(RAJA BALI)dan AIRLANGGA(CIKAL-BAKAL RAJA MAJAPAHIT).Bukankah sejarah terulang lagi,silahkan pembaca merenungkannya.semoga kita semua mendapat lindungan dari nenek moyang dan kakek moyang kita,rahayu.


0 Responses So Far:

Ngiring sareng-sareng Ngelantur