TUMPEK LANDEP(FILOSOFI) DAN BUDAYA MAJAPAHIT


Serangkaian upacapa yang di awali dari hari raya saraswati/turunnya ilmu pengetahuan berlanjut dengan pagerwesi terus berlanjut hari raya tumpek landep,seakan –akan perayaan upacara orang bali khususnya trah Majapahit tidak pernah berhenti secara rutinitas,belum lagi tiap-tiap purnama ,tilem,anggarkasih,kajeng kliwon,dan hari-hari perayaan lainnya. Aku merasa betul-betul bersyukur kepada para nenek moyang dan kakek moyang-ku yang memberikan budaya ingat dan menghargai segala sesuatu di muka bumi ini,karena kalau kita lihat seperti missal: TUMPEK LANDEP(justru sarana yang kita gunakan adalah bebantenan yang tujuannya untuk mengupacarai alat-alat yang kita gunakan terutama yang terbuat dari bahan logam,baik berupa besi,emas,tembaga,perak,kuningan dan lain sebagainya. dan lain sebagainya.Yang kesemuanya itu kita gunakan untuk sarana penunjang kita dalam keseharian,baik yang digunakan oleh nenek moyang kita maupun kita di jaman sekarang.Yang dulu nenek moyang mengupacarai pusaka-pusaka berupa keris,belakangan orang –orang sudah beralih kea lat-alat modern di zaman sekarang seperti misalnya ; MOBIL,SEPEDA MOTOR,KOMPUTER,TV BAHKAN kalau bisa mungkin HP yang bermerk ,salahkah implementasi kita dalam perayaan tumpek landep tersebut ? Menurut konsef-ku perayaan tumpek landep di zaman sekarang tidaklah keliru,alasannya karena bahan-bahan semua itu terbuat dari logam(dominan),yang ke dua alat –alat itu kita pergunakan sebagai penunjang dalam kehidupan kita sehari –hari sebagai prasarana. Itu kalau kita lihat dari sudut pandang sekala/nyata,tapi kalau kita lihat dari sudut spiritual apakah yang paling landep/tajam bahkan mengalahkan pedang yangpaling tajam sekalipun,tiada lain adalah lidah kalau organ tubuh,pena kalau organ tulis,otak kalau sebagai penyerap ilmu pengetahuaan(komputernya manusia),jadi tujuan dari nenek moyang kita adalah untukmelandepkan menajamkan dari otak kita untuk bisa berpikir yang baik sehingga timbul kebijaksanaan/budi pekerti yang adi luhung untuk kita mengarungi kehidupan kita sehari-hari agar kita tidak tersesat di kemudian hari. Karena banyak orang pintar belum tentu mengerti ilmu kehidupan,banyak orang pandai tidak bisa mengunakan kepandaiannya karena tidak tau ilmu kehidupan(budi pekerti)yang mana sebagai dasar/pondasi dalam kehidupan kita sehari-hari. Sudah seyogyanyalah kita bersyukur kepada pendahulu kita atas segala karunia budaya yang kita teruskan dikehidupan kita sekarang dan semoga terus langgeng sampai ke generasi kita seterusnya. BERSAMBUNG.......


0 Responses So Far:

Ngiring sareng-sareng Ngelantur