PRABU AIRLANGGA/SRILOKESWARA DHARMAWANGSA AIRLANGGA ANANTHAWIKRAMA TUNGGADEWA.







Sejak tahun 1028 Airlangga mulai merebut kembali daerah-daerah bekas kerajaan Dharmawangsa,termasuk raja Wurawari dikalahkan pada tahun 1032.Setelah mendapatkan kembali wilayah yang dianggap menjadi hak miliknya,raja Airlangga berusaha memakmurkan rakyatnya.

Ketentraman dan kemakmuran pemerintahan Prabu Airlangga tampak juga dari suburnya seni sastra.Pada tahun 1030 Empu Kanwa mengarang kekawin Arjunawiwaha.Dari kekawin Arjunawiwaha itu dapat diketahui bahwa wayang kulit itu sudah di kenal dan sudah memasyarakat,lihat pupuh V,9 dimana terdapat kata-kata : “ringgit…..walulang inukir”

Demikian pula pada beberapa prasasti disebutkan juga jabatan ;awayang atau aringgit(dalang).

Airlangga mempunyai seorang putri dan dua orang putra.Yang tertua putrid diangkat sebagai Mahamantri I Hino,yaitu Sanggramawijaya,yang dicalonkan akan menggantikan Raja,akan tetapi setelah tiba masanya,putrid ini menolak naik tahta dan memilih sebagai pertapa.Oleh Airlangga dibuatkan pertapaan di Pucangan (gunung Penanggungan) dan disanalah Sanggramawijaya bertapa yang sering dikenal sebagai “Dewi Kili Suci”.

Untuk menghindarkan terjadinya perebutan tahta antara ke dua putranya,maka kerajaannya dibagi dua yaitu Jenggala(singasari) dengan ibukotanya Kahuripan,dan Panjalu(Kadiri) dengan ibukotanya Daha.Pembagian itu dilakukan pada tahun 1041 dengan bantuan Empu Bharadah,yang terkenal sakti.Setelah membagi kerajaan ,Airlangga mengundurkan diri dari tahta dan kemudian hidup sebagai pertapa dengan sebutan RSI GENTAYU.Raja Airlangga wafat tahun 1049 dan dicandikan di candi Belahan.Arcanya berbentuk Wisnu naik Garuda.Yang sekarang di bikinkan candi di Pura Majapahit GWK,Ungasan Bali.

Demikianlah seklumit sejarah Beliau yang berstana di Pura Majapahit GWK yang sudah sepantasnya mendapat penghormatan oleh keturunan-Nya se jawa dan Bali.Mudah-mudahan penulis tidak kena tulah dari beliau karena tujuan penulis adalah untuk kebaikan dan pengetahuan pada generasi mendatang supaya jangan sampai pernah melupakan sejarah leluhurnya sendiri.Rahayu,rahayu,rahayu……………….

to be continue.........................


2 Responses So Far:

Ngiring sareng-sareng Ngelantur