Sebuah sajak yang memberikan pengaruh dalam hidupku,tak disangka adalah sajak WANG YANG MING ; Menyadari dunia bagai mimpi maka tiada tuntutan. Dengan tiada tuntutan hati jadi lapang dan nirwana. Masih seakan-akan didalam mimpi masih mengikuti alam mimpi. Shidi pahala mimpi sebanyak pasirdi sungai. Sejak ini membuat batin-ku berguncang! Sejak ini membuat aka pasrah segalanya! Sejak ini juga membuat hasrat-ku padam terhadap kehormatan dan kekayaan. Sejak ini terlebi-lebih membuat-ku memperoleh alam kebahagiaan yang sempurna, tanpa rintangan, dan abadi Semenjak kecil aku sudah memikirkan persoalan hidup, semenjak kecil aku sudah menjadikan pengetahuan di dalam buku menjadi teman-ku yang palaing baik. Sejak masih sangat kecil aku sudah berkeliaran dengan santai di dunia buku, buku adalah teman hiburan-ku, merupakan angkasa-ku, samudra-ku, kerajaan tempat-ku tidur nyenyak. Apa yang ingin aku cari di dalam buku? Aku ignin menemukan “makna kehidupan”! aku ingin menggunakan prajna-ku sendiri untuk memecahkan teka-teki kehidupan. Kadang-kadang, agak sentimentil. Kadang-kadang, penuh dengan kelelahan. Pemahaman kecil juga adalah kebahagiaan, namun, hidup telah penuh dengan kesedihan yang terlalu besar, aku sendiri kadang-kadang sangat sendu. Terbaca sejak Wang Yang Ming: “menyadari dunia bagai mimpi”, “tiada tuntutan”,…kata-kata ini, membuatku merenung dalam-dalam lama sekali. Sejak kecil aku meramgkul sebuh harapan yang sangat besar.aku beranggapan bahwa aku memiliki waktu yang cukup,walau aku tidakk memiliki uang yang berlimpah-limpah namun kegigihanku. Aku pasti bisa dikenal selama ribuan zaman,aku ingin mewujudnyatakaan.Manusia mati meninggalkan nama Harimau mati meninggalkan belang. Berdasarkansemangatyg ulet ,semangat ini adalah penyangga yang paling kuat dalam menjalankan dan mencapai harapanku(cita-citaku).Namun,terbaca olehku sajak WANG YANG ming sehingga aku tertawa,aku bahagia,aku tidak memikirkan apapun juga,tidak menuntut juga.Membaca catatan Zhuang-zi, “mengorbankan tubuh kerbao untuk disulam,mulut makan jerami dan buncis,melihat kerbau kerjakeras di sawah,menyombongkan kejayaan sendiri,menjemput masuk ke dalam kuil,pisau pacul berada di depan ,ingin menjadi kerbau sawah namun tiada bisa.”Inilah pandanganZhuang-zi terhadap ‘kehormatan”.Tua danmuda semusanya tak berdaya,pintardan dungu kembali ketempat yg sama,manusia kembali ke makam,mungkinkah mayat didalam makam bangkit kembali menjadi manusia ?”Inilah pandangan Zhuang-zi terhadap “hidup dan mati”. “Bukan musuh maka tidak akan bertemu,musuh berkumpul kapan akan berakhir?Dari dulu sudah tahu bahwa setelah mati tidak ada lagi arti cinta,maka eratkanlah tali kasih semasa hidup !”Aku membaca jalan Agung Keberhasilan Zhuang-zi BERHENTI kehilangan istri”,lagunya adalah sebagai berikut,”LANGIT DAN BUMI TIADA HATI,MELAHIRKAN AKU DAN DIA,aku bukan suaminya ,apakah dia istriku ?”Kadang-kadang bertemu,tinggal sekamar,waktu kematian sudah berakhir,ada pertemuan maka ada perpisahan. Kejahatan manusia adalah iahir-mati dan perubahan perasaan ,cinta sejati sudah terlihat ,tidak mati untuk apa? Dia terlahir ,memilih antara menerima dan menyerahkan,dia mati,kembali lagi ke kehampaan.Dia memanfaatkanku,menghadiahkanku pacul raksasa,aku memanfaatkan dia,menghiburnya dengan syair lagu.Suara pacul bergema,aku bangkit kembali,suara lagu berkembang,dia bisa tahu.Oh! tambur yang sudah dipukul sampai hancur berkeping-keping,siapa dia dan siapa aku ?Satu kalimat yg paling menggetarkan adalah; Siapa dia dan siapa aku ?lalu kau mati pasti aku menguburmu,aku mati pasti kau menikah lagi,jika aku benar-benar mati ,itu adalah sebuah lelucon besar,”bahkan Zhuang-zi juga sudah pasrah terhadap pernikahan”. Kitab Bunga Selatan”Zhuang-zi sepertinya masuk kedalam pemikiram Zhuang-zi ,ternyata berkeliaran tanpa rintangan adalah guru KU”.Aku juga telah membaca sebuah sajak,menjadi pejabat sampai ribuan zhong tidaklah berharga,usia melebihi 70 tahun sudah sangat jarang,nama kosong dibelakang diri siapa yg tahu? Segala sesuatu adalah hampa dan permainan.Menghabiskan masa muda dalam pergulatan,janganserakah dalam kemurahan bunga dan arak,lepas dari kerisauan adalah lkedamaian,tenang dan santai sewajarnya hinga puas,”Aku mengagumi ; “Nama kosong dibelakang diri siapa yang tahu ? Aku telah memecahkan frinsif Manusia mati meninggalkan nama.Harimau mati meninggalkan belang.Mati ya mati,untuk apa lagi meninggalkan nama kosong ?Apa manfaat nama kosong bagiku!Apa bedanya umat manusia mempringati kita atau tidak?Apaka nama itu?Siapakah aku ?Berpikir sampai disini,Aku tertawa terbahak-bahak. Didalam sutra 42 bab,Budha bertanya sama Samanera ,manusia hidup berapa lama?Samanera menjawab “diantara makan”Budha menjawab kau belum mengerti.sang Budha bertanya lagi pada Samanera ,manusia hidup berapa lama? Samanera menjawab “DIANTARA NAFAS’”,Budha bersabda .bagus sekali engkau sudah mengerti.Akuselalu teringat denganpersoalan hidup,contohnya seperti hidup terus melaju tanpa berhenti dan cepat sekali,,saking cepatnya hingga tidak bisa diuraikan,meskipun hari ini kita masih hidup ,kita juga tidak bisa memprediksikanapakah besok kita masih hidup ?masa muda dan kecantikan manusia juga sangat sangat sementara ,hanya dalam sekejap mata,sepertibunga yang mekar dan gugur,cepatnya kehilangan waktu,sama sekali tidak ada jaminan. HIDUP BAGAIKAN KERANJANG BUNGA HIDUP BAGAIKAN RUMAH REOT HIDUP BAGAIKAN IKAN YANG KEKURANGAN AIR HIDUP BAGAIKAN MENARIK KERBAU KETEMPAT PEJAGALAN, Kerbau di tarik satu langkah, maka mendekati kematian satu langkah, manusia melewati satu hari, ibaratnya seperti satu langkah kerbau, hidup mengalir pergi! Sakyamuni Buddha selalu mengatakan sebuah gatha, yaitu: Yang berusia panjang akan meninggal dunia. Yang berada di posisi tinggi pasti akan lengser. Yang berkumpul pasti akan berpisah. Yang hidup pasti akan mati. Maksud dari keempat kalimat tersebut adalah: 1. Ada yang kekal pasti ada yang “tidak kekal”. 2. Ada saatnya kaya pasti ada saatnya miskin. 3. Ada pertemuan pasti ada perpisahan. 4. Manusia yang dan sehatpasti harus meninggal dunia. Karena aku selalu merenungkan persoalan “hidup” maka lama kelamaan aku mengerti segala hukum alan, aku paham dengan sangat jelas, jadi aku bukan hanya merenungkan saja, aku mau mencari “jalan keabadian”. Wajah para insan, wajah kehidupan, wajah spiritual, wajah benda misteri, segala wajah gunung, sungai, pohon, kayu, ikan, serangga, burung, hewan mamalia, segala wajah cantik atau jelek atau bijaksana, segala wajah mentari, rembulan dan bintang. Ada yang bertanya kepada-ku mengapa aku meninggalkan keduniawian dan melatih diri? Aku menjawab, “Aku meninggalkan keduniawian demi jalan keabadian!”
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses So Far:
Ngiring sareng-sareng Ngelantur