BUDAYA/ADAT MAJAPAHIT


TUMPEK WARIGA/PENGATAG/UDUH DAN FILOSOFINYA(BUDAYA MAJAPAHIT)
Tumpek uduh jatuh pada hari sabtu kliwon wuku Wariga 21 hari sebelum hari raya Galungan.Makna perayaan ini adalah untuk memberitahukan kepada semua tumbuh-tumbuhan/sarwa tumuwuh bahwasannya lagi dua puluh satu hari lagi akan di peringati sebagai puncak perayaan yaitu hari raya Galungan,agar semua sarwa tumuwuh/tinandur membantu dalam hal sebagai sarana persembahan nanti bisa berbuah lebat bagi tumbuhan yang berbuah,bisa panen sukses sehingga bisa dipergunakan untuk sarana persembahan nanti.Persembahan ini di tujukan kepada Tuhan sebagai manifestasi beliau untuk penguasa tumbuh-tumbuhan yaitu Dewa Sangkara/Dewa kesuburan yang posisinya di barat laut dengan warna beliau Hijau daun.Adapun sarana persembahan pokok yang kita haturkan adalah berupa bubur sumsum berwarna hijau memakai perasan daun kayu sugih sehingga warna bubur kehijau-hijauan dengan warna alami/bukan memakai zat pewarna.
Kenapa persembahan khusus memakai bubur sumsum/encer dan lembek ???jadi makna dan filosofinya adalah tumbuh-tumbuhan dapat menyeraf zat-zat makanan di dalam tanah yang subur dengan mudah dicerna dan disebarkan keseluruh tumbuhan dengan sari-sari makanannya sehingga nantinya menyuburkan tumbuhan dan bisa berbuah sesuai yang kita harapkan.
Sedangkan dari makna manusiawinya adalah kita diingatkan bahwasanya kita sudah mulai mempersiapkan diri baik dari segi material dan spiritual dalam rangka perayaan nanti yaitu hari raya Galungan.Inilah yang disebut HARI PEMBUKAAN/AWAL DARI HARI RAYA GALUNGAN.semoga kebaikan dan budi pekerti datang dari segala penjuru karena sudah ditandai dengan GEMPA BUMI DI SELURUH KAWASAN BALI dan pertanda ini merupakam pembukaan awal dari perayaan Galungan(lindu ping pitu sak dina) mudah-mudahan menjadi awal kemenangan bagi Majapahit,rahayu rahayu rahayu………….


1 Responses So Far:

Pak Man Budi mengatakan...

tolong sambungannya lagi,saya tunggu,trims

Ngiring sareng-sareng Ngelantur