PURA MAJAPAHIT GWK


SELAYANG PANDANG PURA MAJAPAHIT GWK Sejarah berdirinya pura Majapahir GWK tidak terlepas dari keberadaan Pura Majapahit Pusat di Trowulan yang ditutup oleh Mentri Agama dan Kanwil setempat karena dituduh meng-Hindu-kan masyarakat muslim setempat,padahal kalau di teliti dan ditelaah secara mendasar bahwa Pura Majapahit Trowulan adalah Pura Kawitan yang mana Beliau yang berstana disana adalah Kawitan untuk kita semua tanpa membedakan Agama tertentu,budaya adat dan tatacara ritual tertuentu. Tujuan pendirian Pura yang di Ketuai oleh Sri Wilatikta Brahmaraja XI adalah sangat mulia sekali karena selama ini tidak ada yang menghiraukan leluhur Majapahit Pusat secara benar sesuai adat Majapahit yang tertuang dalam lontar-lontar indik ngalinggihang Batara-Batari Kawitan di daerah Jawa/seperti layaknya di Bali(penerus adat Majapahit)tapi tujuan Sri Brahmaraja dianggap mencampur aduk-kan Agama oleh pihak-pihak yang tidak senang dengan keberadaan Majapahit,padahal dia sendiri adalah juga keturunan Majapahit.Kenapa bisa demikian ? Jawabannya adalah menganggap dirinya sudah pinter bahkan melebihi leluhur Kawitan yang anggapan dia sudah tidak perlu lagi memuja leluhur/nenek-kakek moyangnya dan langsung memuja Tuhan Yang Maha Esa,memuja leluhur dianggap kapir apalagi memuja Pratima(potret dari Batara-Batari Kawitan)dianggap berhala.Tujuan penulis menyampaikan ini bukan untuk mengadu domba tetapi menjelaskan kepada pembaca agar memakai logika yang benar secara ilmiah dan diterima dengan akal sehat,karena diatas kebenaran masih ada yang lebih tinggi yaitu Kebijaksanaan,jangan sampai kita dijerumuskan ke hal-hal yang menyesatkan umat manusia sesuai dengan keyakinan saudara-saudari. Kembali kepada Pura Majapahit GWK,YANG DILINGGIHKAN/DIPELASPAS PADA PURNAMA KE LIMA adalah atas ijin dari Menegement Gwk pada saat itu untuk membuatkan Palinggih/Palungguh beliau sesuai dengan surat undangan yang ditujukan kepada Sri Brahmaraja dalam rangka Pembuatan Patung Beliau(PRABU AIRLANGGA/GARUDA WISNU KENCANA)agar direstui dan tidak mendapat tulah dari beliau yang note bene adalah Kawita JAWA-BALI,kenapa dibilang demikian karena kita lihat dari sejarah keberadaan Beliauadalah merupakan anak dari Prabu Udayana Penguasa Bali di Zaman Dinasty WARMADEWA sedangkan adik Beliau ANAK WUNGSU meneruskan kerajaan di Bali.Prabu airlangga adalah putra Bali yang pada umur 19 th di kirim ke jawa untuk meneruskan kerajaan Kadiri yang pakum karena pembrontakan di tanah Jawa,semenjak itu beliau belum pernah ke Bali sampai beliau Wapat menemui Bapak dan Ibu-nya,itu semua sudah ada tertulis dalam prasasti Gunung Penanggungan(tepatnya di Patirtan beliau)Betapa sedih beliau ketika mendengar Bapak kandungnya sendiri sudah wafat tapi tidak bisa pulang ke Bali demi tugas yang lebih utama.Tetapi ketika beliau di iring ke Bali dan di Linggihkan di Gwk oleh SRI BRAHMARAJA masih juga ada oknum masyarakat Bali sendiri yang mengkritik Palinggih Beliau,menganggap diri sudah pinter bahkan ngeminterin Leluhur sendiri,kasihan tidak di Jawa di Balipun masih banyak yang merasa tidak berketurunan beliau entah karena tidak tahu Prasasti dirinya Wit dari mana atau sekedar mencari sensasi terserahlah karma jalan terus(BISAMA BATARA KAWITAN)semua orang Bali punya Prasasti di masing-masing Merajan bacalah tiap Hari Saraswati jangan hanya di kasi banten saja,karena makna prasasti adalah agar anak cucu keturunan kita tahu leluhur dan wit kita dari mana.Maaf dalam hal ini bukan maksud menggurui tetapi mengingatkan kepada saudara semua sebelum mengkritik cari tahu dulu sejarahnya(PURI PURA PURANA).Janga asal bunyi……………. to be continue.................


1 Responses So Far:

Ngiring sareng-sareng Ngelantur