MENANTANG KEKUASAAN




Setiap manusia pasti memiliki kekurangan,jadimanusia bukan Penguasa sehingga tidak ada kekuasaan yang absolute.Di dalam semangat-ku mengalir sebuah semangat yang deras yaitu “MENENTANG KEKUASAAN”.Oleh karena itu aku sering menentang kakak tertua-ku.Demikian juga,jika aku menempatkan diri di kalangan politik ,aku pasti adalah kepala dari” partai oposisi”.
Jika aku menempatkan diri di bidang kebudayaan,aku pasti adalah seorang “kritikus yang hebat,jika aku menempatkan diri di kalangan masyarakat aku pasti adalah seorang pendongkel.Sekarang aku di bidang Agama sudah pasti aku adalah Penantang Agama.
Ada orang mengatakan ,aku termasuk tokoh yang bergaya Pemimpin,sebenarnya belum tentu juga,Aku juga bukan seorang pemimpin yang hebat,hanya saja pembawaan-ku memang tidak suka “kekuasaan”,Aku juga tidak suka berada di posisi tertinggi,namun aku selalu suka menantang “kekuasaan”.Aku menantang “kekuasaan”sebenarnya belum tentu harus menjatuhkan sang Pemimpin,melainkan yang sangant kuat di dalam pemikiran-ku adalah ;
1.Manusia bukan makhluk yang sempurna.
2.”Manusia”tidak punya kekuasaan yang absolute.
3.”Tradisi bukan mutlak tak berubah.
Terhadap sang pemimpin ,aku tidak sudi memandang mereka sebagai idola yang di elu-elukan,namun aku benar-benar sangat terbuka untuk belajar bagaimana cara untuk “sukses”dan “berhasil” dari mereka,seorang manusia yang mendaki sampai titik tertinggi,pasti ada alasan kesuksesan yang pastas untuk kita pelajari dari-Nya.
Kemampuan beliau dalam berorganisasi,berbisnis,memimpin sangat luarbiasa/excellent,semua ini pantas untuk kita pelajari.
Lebih jauh lagi ,apa yang dia katakana berbeda dengan apa yang dilakukannya,lain di mulut lain di hati,tidak tulus dan berpura-pura,irasional dan sangat ekstrim,sederhana dan pelit,menekan diri sendiri dan orang lain,ucapan berbeda dengan perbuatan,terpengaruh oleh lingkungan dan tokoh berpengaruh,dan lain sebagainya.Membuat kita sangat sakit hati,pusing,dan merasa beliau sangat tidak tahu malu.
Aku berasumsi bahwa sebagai seorang manusia kita jangan mengelu-elu seorang”Penguasa”secara membabi-buta atau mengikuti seorang pemimpin secara membuta melainkan perlu ditelaah apa makna di balik itu yang perlu kita simak dan pelajari sehingga bisa kita terapkan untuk diri sendiri.Aku memang menjelaskan demikian,aku mau setiap orang memutuskannya dengan prajna kita masing-masing.
Mirip dengan hubungan seorang Guru dengan siswa,yaitu seorang Guru ingin mencari siswa harus terlebih dahulu menyelidiki siswa selama tiga tahun,seorang siswa ingin mencari Guru juga harus menyelidiki Guru selama tiga tahun.Tujuannya adalah agar jangan kita membuta.
Pada dasarnya ,Aku berpendapat bahwa manusia adalah makhluk yang bebas,motif setiap manusia adalah sama,ini adalah keyakinan-ku.
Kadang-kadang “kekuasaan”bisa menjadi “majikan”,dia bisa memperbudak orang-orang,”kekuasaan”bisa membuat menderita,”kekuasaan” bisa membuat manusia kehilangan keadilan,juga kehilangan kebebasan,kadang-kadang sang penguasa terlalu bahagia,sedangkan manusia kehilangan kebahagiaan-nya.Aku sendiri sangat menekankan kata ‘BEBAS”,aku paling suka kata”bebas leluasa”,aku paling menghormati “kebebasan”,Ini adalah pendirian-ku,setiap manusia seharusnya adalah mandiri seutuhnya,aku menghendaki diri-ku sendiri harus mandiri seutuh-nya,aku sekaligus juga menghormati kemandirian seutuhnya milik orang lain,Aku harap setiap manusia adalah manusia yang bebas,harus memiliki pendirian ,pendirian sendiri,sikap sendiri,pandangan sendiri yang khas,100 persen menghormati,menghargai diri sendiri,sekaligus menghormati”harga diri orang lain.
Aku selalu mengatakan bahwa hati manusia seperti air mengalir,dimana ada tempat yang basah maka akan mengalir ke sana,dimana ada tempat yang rendah pasti akan mengalir ke sana pula.Hati manusia juga agak buta dan ikut-ikutan secara membuta,namun aku masih menghormati kebebasan setiap insane,sebagai seorang manusia yang bebas dengan sendirinya punya hak untuk memilih.
Disamping memotifasi untuk “bebas”aku juga memotifasi setiap manusia untuk mempunyai “kebijaksanaan”.Aku tidak memuji diri sendiri dan menghina orang lain,jadi aku menganjurkan setiap ora ng untuk “menantang kekuasaan”,di dalamnya mengandung arti yang sangat dalam,boleh dikembangkan boleh direformasi sehingga bisa maju dan setiap orang segera memperoleh keberhasilan.
Seorang manusia yang memahami dan mengerti diri sendiri selalu menemukan bahwa dirinya sendiri banyak sekali kekurangan,maksud-Ku adalah aku bukan manusia yang sempurna,juga bukan kekuasaan yang absolute,namun aku setiap hari sedang “menciptakan diri sendiri”,aku mengkritik orang lain adalah untuk menantang kekuasaan,sedangkan orang lain mengkritik-Ku dengan damai dan emosi yang stabil Aku menerima tantangan,apabila kritikan orang lain sangat tepat,Hati-ku akan diam-diam memuji-Nya.
Aku beranggapan bahwa “menantang kekuasaan”adalah semacam kemajuan dan keberhasilan-Ku sendiri-pun berasal dari sini.Aku mengira manusia termasuk karya seni,karya seni harus dinikmati oleh semua orang,juga harus dikritik oleh semua orang.
Sekarang Aku sudah menjadi karya seni yang mengandalkan koreksi diri sendiri dan hasil dari kritikan orang lain.Sebenarnya seorang sadhaka sedang mengoreksi diri sendiri.Yang mana mengoreksi diri sendiri adalah melatih diri,orang lain mengritik berarti sedang “mengajari”kita untuk mencapai sesuatu yang lebih sempurna,maka kita harus melatih diri dengan sangat serius barulah bisa berhasil.
PENGHENTIAN DAN PENGAMATAN di dalam Buddha adalah sedang melatih diri sendiri.
HINDARI KEJAHATAN,BERBUATLAH KEBAJIKAN,MENYUCIKAN PIKIRAN SENDIRI,ITULAH AJARAN PARA BUDDHA.


1 Responses So Far:

Ngiring sareng-sareng Ngelantur